Yang merasa tersakiti
Kejadiannya
saat aku duduk di bangku kelas tiga SMP. Usia dimana rasa egoismeku begitu
tinggi. Sebuah konflik kecil terjadi diantara aku dan kawanku. Aku lupa apa
pemicunya. Kemudian dia mengatakan bahwa aku terlalu berbahagia di atas
penderitaannya. Ah sungguh kata yang begitu menyedihkan bagiku saat itu.
Kuingat adalah aku menuliskan surat seperti ini
Untuk yang merasa tersakiti
Suratmu telah kubaca dan
kurenungi. Aku minta maaf! Rasa bersalah itu tetap ada, begitupun rasa kecewa.
“berbahagia diatas penderitaan orang lain” sungguh pujian yang menyakitkan.
Terima kasih untuk itu. ‘tidak menghargai perasaan orang lain” satu pujian lagi
yang menyakitkan. Sekali lagi terima kasih untuk itu. Tapi sudahkah anda
mengoreksi diri? Yaaa pertanyaan yang tak butuh jawaban . dan jawaban yang tak
perlu disampaikan. Surat ini kubuka dengan ucapan terima kasih dengan dan mohon maaf yang
seperlunya.
Kamu perlu tahu, aku bukan
orang baik, aku manusia biasa dan aku punya rasa marah, kecewa, dan kagum. Tapi
aku punya banyak waktu untuk memikirkan itu.ebanku terlalu banyak dan
kemampuanku terlalu sempit untuk memikirkan semuanya. Ketika beban yang satunya
lepas, beban yang lain harus aku pikirkan lagi.kadang aku tak tahu harus
memulai dari mana.mana yang harus kuselesaikan terlebih dahulu. Hal yang
membuatku gila!
Sedih, senang, malu, sudah
tak asing bagiku.aku terlalu bodoh dan naif karena aku tak bisa menyelasaikan
semuanya.yang bisa kulakukan? Aku tak berdaya. Apa kau tahu itu? Sama sekali
tidak.
Bagiku bahagia hanyalah
mimpi dan angan, kesedihan itulah hidup. Jika kamu tak mengerti dengan surat
ini maka kamu terlalu berani untuk dan perlu belajar untuk menebak perasaan
orang lain. tapi aku rasa kamu terlalu naif untuk memikirkan itu. Oh yaaa, aku
terlalu berbahagia diatas penderitaanmu.
Surat itu masih kusimpan dengan baik dalam lembaran-lembaran
bukuku. Dulu, aku tak pernah menyangka bahwa surat itu akan menjadi barang
koleksiku dan memenuhi seluruh ruang dalam museum memori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar