BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pekerjaan sosial adalah salah satu profesi
pertolongan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam memperbaiki
dan meningkatkan keberfungsian sosialnya. Sebagai sebuah profesi, pekerjaan
sosial harus dapat dipertanggungjawabkan secara sosial sehingga harus didasari
pada teori atau pengetahuan (body of knowledge), nilai (body of values), dan
keterampilan (body of skills) tertentu.
Sebagaimana individualist-reformist sebagai
salah satu aliran dari teori pekerjaan sosial dengan fokus untuk bekerja dengan individu ,
keluarga dan kelompok dan berfokus pada peningkatan situasi mereka dalam
tatanan sosial dalam mencapai perubahan dalam kebijakan dan praktek untuk
kepentingan klien dan orang lain seperti mereka. Individualis-reformist memiliki fokus yang
sama dengan teori psychodynamic yang sangat individual dan memiliki fokus
terhadap perubahan sosial.
Disisi lain,
dalam praktek pekerjaan sosial terdapat usaha-usaha perubahan sosial. Tentunya
untuk melakukan usaha tersebut, tidak dilakukan begitu saja tanpa dasar
pengetahuan atau teori. Jadi semakin jelaslah mengapa perspektif psikodinamik dibahas dalam teori pekerjaan
sosial.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,
maka yang menjadi rumusan masalah antara lain :
1.
Apa yang
dimaksud dengan perspektif psikodinamik?
2.
Apa kegunaan
perspektif psikodinamik di dalam pekerjaan sosial?
3.
Teori-teori apa
yang mendasari perspektif psikodinamik?
3.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
menjelaskan mengenai perspektif psikodinamik?
2.
Untuk
menjelaskan kegunaan dari perspektif psikodinamik di dalam pekerjaan sosial?
3.
Untuk
menjelaskan teori-teori yang mendasari perspektif psikodinamika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perspektif
Psikodinamik
Perspektif psikodinamik dikembangkan oleh
Sigmund Freud dalam perkembangan pekerjaannya. Teori ini memegang pengaruh
penting pada priode 1930-1060 dimana pekerjaan sosial didirikan. Dimana teori
ini menjadi dasar bagi pekerjaan sosial tradisional.
Perspektif psikodinamik merupakan bagian
dari aliran individualist reformist yang memiliki fokus terhadap perubahan
sosial. Dikatakan psikodinamik karena
teori yang mendasari mereka mengasumsikan bahwa perilaku berasal dari gerakan dan
intraksi dalam pikiran orang. Dimana, teori-teori ini menggunakan berbagai
teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja dengan mengamati
perilaku mereka . Teori Psychodinamic menekankan bahwa pikiran merangsang perilaku
dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
2.2 Kegunaan Persperktif
Psikodinamik
Memahami
teori psikodinamik adalah prasyarat untuk memeriksa teori-teori pekerjaan
sosial lainnya dan memiliki pengaruh terhadap berbagai aliran pemikiran lainnya
dewasa ini. Rasmussen dan Mishna
berpendapat bahwa pekerjaan sosial psikodinamik berguna dalam memberikan
kontribusi untuk pekerjaan sosial yang memiliki fokus pada konteks sosial di
mana hubungan interpersonal terjadi.
Selain itu,
psikodinamik juga membantu kita untuk memahami beberapa perspektif tentang
realitas dan disjuntions dalam belajar tentang realitas . Ini terjadi melalui pengaruh ego psikologi (Goldstain).
Semakin dilihat sebagai menyediakan model relasional untuk meningkatkan
hubungan antar manusia. Fokus pada bagaimana orang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya menekankan baik
intersubjektivitas. Bagaimana orang mengalami dan mencapai satu sama lain dalam
hubungan , dalam juga mengungkapkan hubungan dalam bahasa.
Secara umum, dari
penjelasan diatas kegunaan
teori psikodinamika antara lain:
1. untuk memahami proses-proses intra-psikis maupun pemahaman
internal
2. untuk memahami kemampuan adaptasi, motivasi, serta
relasi interpersonal
3. untuk melakukan assessmen terhadap kekuatan maupun
keberfungsian sistem ego.
2.3. Teori-teori dalam Perspektif Psikodinamik
2.3.1 Psychoanalytic
Theory
Teori psikoanalisis terdiri atas tiga bagian sebagai
berikut:
1.
Teori Perkembangan
2.
Teori kepribadian manusia dan psikologi abnormal
3.
Teori treatment
(pengobatan)
Menurut Yellow, teori ini didukung oleh dua
ide dasar antara lain:
Ø Determinisme Psikis adalah suatu prinsip bahwa
tindakan dan prilaku timbul
dari proses pikiran orang, tidak hanya
dari apa yang harusnya terjadi
Ø Ketidaksadaran merupakan gagasan bahwa beberapa pikiran dan aktivitas
mental tersembunyi dari pengetahuan kita.
Kedua gagasan ini meliputi asumsi tentang
kesalahan dalam bahasa atau lelucon yang
yang menggambarkan ketidaktahuan yang tersembunyi dalam proses pemikiran orang. Makna akal sehat tidak selalu sepenuhnya mewakili
kompleksitas ide psikodinamik. Yelloly memberikan contoh makna kesadaran untuk
menunjukkan bagaimana ide-ide psychodinamic lengkapnya . Perlawanan muncul
ketika beberapa pemikiran dan perasaan tidak sesuai dengan keyakinan lain yang
kita pegang . Di sini , pikiran tidak harus mengijinkan ide-ide menjadi kesadaran dari sebuah proses yang disebut represi .
Banyak pemikiran yang ditekan adalah dinamis , dalam arti bahwa mereka
menyebabkan kita untuk bertindak bahkan jika kita tidak menyadarinya.
Teori
perkembangan memikirkan tentang serangkaian tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak-anak. Dimana dalam tahap
perkembangan ini saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya bahwa tahap perkembangan sekarang ini
dipengaruhi oleh tahap sebelumnya, sebaliknya mempengaruhi tahap perkembangan
selanjutnya. Setiap tahap perkembangan ini memiliki kebutuhan yang berbeda : oral
(kelaparan), anal (ekskresi), phallic (identifikasi dengan orang tua), oedipal (ketertarikan terhadap
lawan jenis), latency (penyelesaian konflik oedipal) dan pubertas (pembelajaran
sosial)
Teori psikoanalisis
menunjuk pada struktur kepribadian seseorang yang terdiri atas id, ego dan
superego. Id mendorong kita bertindak untuk mengatasi kebutuhan kita
tetapi tidak selalu membawa hasil yang
diinginkan. Ego mengontrol id. sedangkan superego mengembangkan prinsip umum
moral yang memandu ego. Satu ciri penting kepribadian yang menonjol adalah
bagaimana ego mengelola konflik dan bagaimana kebutuhan ego dan super ego
mengontrol id sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Jika
konflik tersebut tidak dapat diatasi maka muncul kecemasan pada ego dan
selanjutnya ego melakukan mekanisme pertahanan (defence mechanism) :
§ Proyeksi yaitu ID yang tidak diinginkan yang berkaitan
dengan sesuatu yang diinginkan ego untuk dilindungi, dikenakan pada orang lain.
§ Sublimasi yaitu energi yang diarahkan pada
kegiatan-kegiatan yang lebih dapat diterima
§ Rasionalisasi yaitu alasan-alasan yang dapat diterima
untuk kegiatan aktivitas meski sebenarnya tidak dapat diterima
§ Pertentangan antara ide dan perasaan. Antara tiap
orang mempunyai hasil yang berbeda.
Teori
treatment dalam psikoanalisis klassik dibutuhkan terapi layar kosong. Terapi
ini dimaksudkan anak dapat mentransfer pengalaman atau emosional mereka dimasa
lalu yang tidak dapat diungkapkan dan ternyata pengalaman tersebut berpengaruh
terhadap prilaku anak. Misalnya anak mentransfer perasaan tidak sadar mereka ke
terapis, dan terapis memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah orang tua.
2.3.2
Functional Theory and Diagnostic Theory
Teori
Diagnostik (Haminton) menyebabkan teori psikososial, yang eksponen utama adalah
hollis (Hutan dan Hollin). Elemen penting adalah gagasan seseorang dalam
situasi (beberapa penuli , mengikuti teori ekologi, sekarang merujuk kepada
orang lingkungan dan klasifikasi pengobatan kerja kasus. Klasifikasi secara
rinci telah berkembang dari kedua kata doreck dengan klien dan bekerja langsung
dengan instansi lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi stres dan tekanan dari
lingkunganluar dalam mencapai kapasitas pribadi untuk kepuasan hidupnya. Dasar
empiris teori ini akumulasi pengalaman praktis, dan metode penelitian
kuantitatif dipertimbangkan dalam sesuai dengan respon individu kesulitan
manusia. Pekerja sosial jugamemiliki peran dalam mengukur efektivitas dengan
menggunakan indikator konvensionalyang sulit.
Teori
Fungsional(Smalley) muncul di USA tahun 1930, pra - imnence dengan teori diagnosiknya, bukan bentuk yang secara
signifikan berbeda dari praktek di USA (Dunlap). Namun, Dore berpendapat bahwa
teori fungsional memiliki pengaruh dalam pekerjaan sosial berupa ide penentuan
nasib sendiri, pentingnya penataan waktu berlatih, penekanan pada proses dan
pertumbuhan. Istilah fungsional diterapkan karena ini menekankan bahwa fungsi
lembaga pekerjaan sosial memberikan praktek disetiap pengaturan bentuk dan
arah. Pekerjaan sosial fungsional menekankan pekerjaan sosial pada proses
interaksi antara klien dan pekerja daripada serangkaian tindakan atau prosedur
sebuah kerja kasus psikososial yang dimemilikinya.
Problem-solving casework (Perlmen,1957) adalah psikodinamik karena itulah
menjadi dasar psikologis.Dimana menekankan dengan masalah penyajian dari klien
dan kesulitan saat ini dalam lingkungan.Kurang penekanan pada motivasi rasional
dan internal. Klien diasumsikan memiliki kekurangan dalam kapasitas mereka
untuk memecahkan masalah dan memerlukan bantuan dalam mengatasi hambatan untuk
meningkatkan kapasitas mereka mengatasi. Ini adalah pendekatan yang berakar
pada ego psikologi (Perlman) dengan penekanan pada bagaimana mengelola ego
diluar hubungan. Model Perlman's adalah pelopor penting pusat tugas kerja
kasus, petikan telah mengembangkan gagasan analisis masalah. Hal ini masih
digunakan sebagai basi konseptual teks penting, seperti bahwa dari compton dan
galaway, yang memperluas dengan analisis lebih detail dari tahap-tahap latihan.
Menggambar pada tugas kerja berpusat dan perspektif sistem. Kumar membahas
penggunaan rangkaian kegiatan pemecahan masalah dalam konteks India, dan
mengklaim bahwa fokus di sini adalah pada masalah sosial
seperti kemiskinan, pengangguran dan status yang lebih rendah dari wanita,
daripada masalah psikologis dan emosional.
2.3.3Attachment
Theory
Teori
ini dikemukakan oleh Howe hasil dari penelitian
yang luas terhadap perkembangan anak dan hubungan antara orang tua dan anak. Teori
ini melihat pengalaman awal yang
menunjukkan keterikatan dengan solidaritas
antar manusia . Orang-orang membentuk identitas diri mereka dalam hubungan
sosial , giat belajar bagaimana berurusan dengan orang lain , otak memahami apa
yang terjadi di sekitarnya . Sehingga menciptakan hubungan-hubungan awal, kehangatan , kebersamaan , dukungan dan
menjaga kualitas hubungan yang berkesinambungan.
Bowbly
mengembangkan teori bagaimana mencari kaitan lainnya terhadap dorongan dasar. Ketika anak-anak merasa di bawah
tekanan , meraka melakuakan tiga hal penting :
1.
Kedekatan, di mana
seorang anak berusaha untuk berada di dekat orang tua atau orang lain yang
membuatnya merasa aman
2.
Keamanan , di mana
anak merasa mampu mengambil risiko karena orang yang aman di dekatnya
3.
Protes akan
Perceraian , di mana seorang anak mencoba untuk mencegah perpisahan dari
orang-orang yang dapat dipercaya.
Bowlby
prihatin dengan bagaimana anak-anak kehilangan ibu di awal kemudian mengalami
kecemasan akan perpisahan , perasaan kehilangan dan akhirnya gangguan perilaku
. Anak kemudian menarik diri dari pergaulan. Anak memiliki temperamen yang
berbeda , yang mempengaruhi bagaimana hubungan sosial yang
berkembang :
1. Kesulitan
berinteraksi memperlihatkan adanya penarikan diri, kebanyakan yang
diperlihatkan adalah ekspresi negatif dan perubahan adaptasi yang lambat
2. Mudah
berinteraksi memperlihatkan adanya kemudahan untuk berinteraksi dengan orang
dalam situasi apapun, adaptasi yang tinggi dan selalu memperlihatkan ekspresi
yang baik.
3.
Kurangnya interaksi
yang menunjukkan penarikan diri dari situasi yang tidak biasa, kurang mampu
menyesuaikan diri dan sedikit menunjukkan ekspresi.
Melalui
komunikasi dan interaksi sosial
menghasilkan perilaku yang berpengaruh terhadap perkembangan kompetensi
dalam menghadapi situasi sosial , dan adanya tanggapan terhadap pengalaman yang
dialami, memperoleh rasa harga diri dan
diri sendiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan model kerja dalam
dunia kerja. Model atau gambaran yang mereka dapatkan :
1 . Diri sendiri
2 . Orang lain
3 . Hubungan interaksi antara mereka
Penggunaan
teori attachment dalam praktek assesment melihat hal-hal berikut ini :
ü
Hubungan yang ada :
pemikiran dan kualitas , fungsi dan struktur
ü
Hubungan sejarah, dan
bagaimana menampilkan berbagai jenis perilaku
attachment
ü Konteks , stres tertentu akibat dari hubungan relasi
dalam lingkungan.
Pekerja
sosial mengintervensi dengan memberikan pemahaman , dukungan dan psikoterapi.
Menggunakan pemahaman intelektual dan assessment untuk melihat bagaimana
perilaku ini telah dikembangkan. Dukungan melibatkan dukungan praktis , seperti
meningkatkan manfaat jaminan sosial atau membantu untuk menyediakan layanan
yang mengurangi beban kehidupan sehari-hari , dan dukungan emosional yang
diberikan oleh yang tersedia ketika diperlukan sebagai kerahasiaan dan mengakui
, menerima dan menghargai pengalaman klien dan perasaan ini.
Lima tugas terapi diidentifikasi
oleh Bowlby berada.
ü
Memberikan rasa aman
dari kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan.
ü
Membantu klien dalam
eksplorasi mereka.
ü
Mengenali bagaimana
tingkah laku attachment menjadi sangat penting dalam menjaga relasi dalam
lingkungan (perkembangan ide psikodinamik tradisional).
ü
Membantu klien untuk
memahami bagaimana pengalaman masa lalu mempengaruhi kesulitan dalam berelasi
saat ini.
ü
Membantu klien untuk
menggunakan pemahaman mereka tentang bagaimana relasi ssat ini merefleksikan
pengalaman masa lalu untuk membangun kembali cara pemikiran mereka dan
berperilaku dalam relasi
Koneksi
dengan teori psikodinamik yang jelas dari ringkasan teori attachment dan
pekerjaan sosial terutama berasal dari catatan Howe itu . Fokus pada emosi ,
pengembangan pengalaman awal di dasar hubungan kemudian dan masalah emosional
dan praktek berdasarkan pemahaman dan wawasan yang khas dari banyak teori
psikodinamik . Teori attachmemnt mungkin penting untuk bekerja dengan anak-anak
, di mana ia juga didukung oleh penelitian dalam perkembangan anak tetapi
aplikasi untuk orang dewasa kurang baik dibuktikan . Dibutuhkan beberapa ide
dari kognitif dan teori belajar , terutama pada penekanannya pada terapi
sebagai pembelajaran . Ini adalah titik di mana ide praktek dari terapi
perilaku kognitif mungkin dimasukkan dalam pendekatan umum berangkat dari
praktek dalam teori keterikatan .
2.3.4 Ego Psikologi
Goldstain dalam pekerjaan sosial
menggunakan ide psikologi ego yang
dimulai dari duabelas fungsi ego. Ego
adalah struktur mental, yang mengembangkan mekanisme pemikiran dari kebutuhan interaksi dan dorongan dari orang dan tekanan lingkungan
. Ego
berperan sebagai energi dan motivasi ,
sebagai pengontrol, sebagai pengatur dan dasar proses pemikiran. Orang-orang mengatakan
bahwa ego yang kuat muncul ketika mereka menjalin sebuah interaksi secara
konsisten dengan orang lain. Jika mereka
dapat melakukan ini, mereka disebut master ego. Orang-orang mulai
mengeksplorasi, memahami, dan mengubah pemikiran mereka untuk memperoleh master
ego yang baik. Orang-orang ingin berhasil didalam melakukan interaksi dengan
yang lainnya. Bagaimanapun kompetensi dalam perkembangan sosial juga
mempengaruhi transaksi sosial, struktur sosial, dan kebudayaan.
Fungsi ego, antara lain:
§
Reality-testing
Ego
memungkinkan orang untuk membedakan realitas dari keinginan mereka sendiri dan
fantasi. Contohnya : Sebuah ketakutan perempuan bahwa kurangnya kasih sayang
suaminya menunjukkan bahwa ia memiliki
kekasih.
§
Judgement
Ego
memungkinkan manusia untuk menilai reaksi yang tepat sebuah peristiwa menurut ekspetasi sosial dan
budaya. Misalnya : Seorang istri yang cemburu ingin berdebat dengan suaminya di
pintu depan , tapi menunda karena malu pada tetangga. Seorang istri dengan penilaian kurang
bagus mungkin menampilkan kemarahannya di depan umum
§
Sensing reality
Ego memungkinkan orang untuk merasakan reality mereka
tentang dunia dalam kaitannya dengan diri mereka. Contoh : Seorang pria mungkin
merasa gagal dari pekerjaan, terlepas dari fakta bahwa pekerjaan dan minatnya
tidak mengubah apapun
§
Regulation and
control
Ego mengatur dan mengendalikan kontrol, emosi , dan
dorongan. Orang mungkin merasa marah terhadap rekan di tempat kerja, tetapi
tidak akan menampilkan perasaan ini agar tidak mengganggu hubungan kerja
§
Object relation
Ego mengelola hubungan interpersonal dalam kaitannya
dengan obyek dalam pikiran orang. Kontrol ego yang baik akan memungkinkan orang
hanya untuk mengambil tindakan pencegahan.
§
Throught Process
Ego menggerakkan manusia dari proses pemikiran primer
hingga sekunder. Proses pemikiran primer
memungkinkan keinginan realistis atau impuls untuk diungkapkan secara langsung
, menyebabkan ambisi realistis , sedangkan berpikir proses sekunder berarti
bahwa orang merencanakan untuk mencapai keinginan mereka untuk memungkinkan
orang lain menjadi bertanggung jawab.
§
Adaptive regression
Ego memungkinkan orang untuk mundur ke cara yang kurang canggih dalam berpikir dan bertindak untuk mencapai tujuan . Seorang pria marah
dengan pasangannya , dengan memukulkan bantal ke kepalanya, sementara ia
berpikir tentang cara mendiskusikan rencana alternatif dengan pasangannya.
§
Devensife function
Ego ini menghasilkan mekanisme psikologis untuk
melindungi orang dari pengalaman menyakitkan . Seorang pria tertekan setelah
kematian putrinya yang overdosis . Dia menciptakan sebuah kuil di kamar tidur
anak , dengan kenang-kenangan dari liburan keluarga yang sukses dan memulai
kampanye agains penyalahgunaan narkoba menggunakan gambar putrinya.
§
Stimulus barriers
Ego membela
orang dari kelebihan atau kekurangan stimulasi. Seorang pria yang memiliki
pekerjaan yang membosankan melakukan hobi untuk yang melibatkan perhatiannya
§
Autonomous functions
Ego mengelola otonomi primer dan sekunder. Pengendalian otonomi primer mengontrol
konsekuensi dari masalah psikologis yang
tidak dapat dihindari, dan otonomi sekunder adalah tempat orang mengembangkan
kapasitas.
§
Mastery-competence
Ego memotivasi orang untuk mendapatkan kontrol atas
apa yang terjadi pada mereka dan kompetensi dalam menangani masalah mereka.
Seorang remaja dari keluarga miskin mengembangkan keterampilan hubungan yang
baik untuk membuat hubungan dengan berbagai teman-teman , untuk meningkatkan
peluang sosial dan kesempatan kerja.
§
Synthetic-intergrative
Ego
mengintegrasikan beragam pengalaman untuk berkontribusi persepsi diri orang secara
keseluruhan dan integratif. Seorang
pekerja sosial mampu mentransfer pengetahuan dalam bekerja dengan anak-anak tentang
pengalaman bekerja dengan orang-orang cacat
Ego psikologi memiliki fokus terhadap pada
relasi antar objek dan perkembangan ego. Dimana, terdapat dua pandangan tentang
relasi objek . Pertama pandangan
eksternal yang menyatakan bahwa peran ego adalah untuk membentuk hubungan yang
berkelanjutan dengan orang lain dengan permusuhan kecil , yang lain adalah
objek. Pandangan lain adalah intrapsikis , diaman ego membentuk representasi
dirinya dalam kaitannya dengan orang lain dengan orang lain melalui pengalaman
, internalisasi , dan mengelola hubungan ini dengan realitas eksternal .
Masalah utama dalam praktek psikologi ego
adalah apakah akan menjadi ego sebagai pendukung atau ego sifatnya
memodifikasi. Ego sebagai pendukung ber fokus pada
tingkah laku dan gagasan sekarang lebih baik dari gagasan masa lalu,
digunakan untuk meningkatkan keunggulan ego dan proses belajar dan secara
langsung menghubungkan antar peksos terhadap berbagi pengalaman positif, metode
pendidikan, bekerja dengan lingkungan dan menemukan sumber yang dibutuhkan klien dan bekerja untuk menghilangkan trauma,
peralihan kehidupan, orang miskin tingkah laku dan lemah dalam menanggulangi
kecemasan dan kata hati.
Sedang Ego yang sifatnya memodifikasi
berfungsi untuk menghubungkan pengalaman masa lalu dan sekarang, memecahkan
konflik, menggunakan pendekatan langsung dan tak langsung , bekerja langsung dengan klien dalam
lingkungan, menghimpun orang dengan kekuatan ego untuk orang yang tidak
memiliki gangguan tingkah laku dan pembelaan yang tidak tepat.
Untuk memutuskan pendekatan mana yang
digunakan maka dibutuhkan assesmen ego. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah
bagaimana masalah itu datang :
1.
Kesulitan dalam tugas kehidupan
sekarang/tugas perkembangan
2.
Stress di masyarakat/ traumatic
3.
Merusak kemampuan ego/ kesulitan
perkembangan
4. Ketiadaan
sumber/ dukungan/ kemiskinan antara kemampuan dalam klien dan kebutuhan
lingkungan.
Peksos juga mengassesmen kemampuan internal
dan sumber yang ada dilingkungan untuk menyelesaikan masalah klien. Data
assesment dapat diperoleh dari klien, keluarga dan orang lain yang berhubungan
dengan klien, organisasi dimana klien menjadi anggota seperti sekolahan/kantor,
agen lain, mengobservasi tingkah laku klien dengan peksos dan kegunaan tes psikologi
dan assesmen.
Pekerja sosial menggunakan hubungan yang
baik untuk menyelesaikan asesmen dan kemudian fokus pada intervensi :
1. Menopang
harapan dan motivasi
2. Meningkatkan
kemandirian, pemecahan masalah dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
3. Menyediakan
model peran dan pengalaman yang baik yang bisa mengkoreksi pengalaman masa lalu
yang buruk
4. Meningkatkan
perubahan kepribadian
5. Menggerakkan
sumber untuk membantu klien
6. Mengubah
lingkungan
7. Mediasi,
mendidik, bekerjasama dan advokasi
antara klien dan pelayanan lainnya.
Hubungan yang baik dibutuhkan untuk
mengakhiri proses intervensi dimana klien berubah dari ketergantungan terhadap
peksos dan agen kesejahteraan sosial, walaupun peksos juga memberikan
kepercayaan bahwa klien akan dibantu lagi.
Berbagai teknik psikologi menurut Hollis
dan Woods (1981) membantu menjelaskan bagaimana melakukan asesmen :
1. Teknik
menopang; pendengar yang baik mau menerima ide baru, acceptance/penerimaan dan
penilaian yang tinggi terhadap klien.
2. Pengaruh
langsung : sugesti, nasehat
3. Eksplorasi,
gambaran dan membeberkan ; mendatangkan dan menilai persepsi klien dan
perasaannya tentang situasi yang dialami
4. Menggambarkan
situasi klien/lingkungan dan fokus pada situasi sekarang dan hubungan yang baik
dan mencoba memahami satu sama lain, mengevaluasi perasaan klien dengan situasi
dan tingkah laku.
5. Pola-dinamic
reflection
Mengidentifikasi pola
tingkah laku dan menghubungkan dengan pikiran dan persepsi
6. Melihat
perkembangan
Membantu klien untuk
melihat bagaimana pengalaman sekarang dihubungkan dengan apa yang terjadi pada
waktu dulu
7. Pendidikan
Menyediakan informasi,
berhubungan dengan orang lain
8. Menyusun
Memisahkan masalah,
mengidentifikasi prioritas, menetapkan batas waktu dan menyusun aksi/tindakan
2.3.5 Theurapeutic-Environment
Teori
psikodinamik telah diterapkan untuk pekerjaan kasus residental melalui berbagai
perkembangan teoritis. Righton menunjukkan hubungan teoritis antara tiga posisi
teoritis yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
·
Terapi
lingkungan terencana (Franklin) didasarkan pada pe/kerjaan dengan remaja
maladjusted awalnya dalam perang dunia kedua. Ini adalah memiliki akar teori
psikoanalitik, dan pendidikan radikal, termasuk pekerjaan rumah. Lane
(Wills,1964), Neill (1964) dan Lyward (Burn,1956).
·
Terapi lingkungan
adalah konsep terutama Amerika , yang digunakan dalam karya penulis seperti
Polsy, menerapkan tugas kelompok psikodinamik dengan orang-orang muda
maladjusted. Ini juga mencakup psikologi ego dan ide-ide Lewin dibidang teori
dan ruang hidup (yaitu, total fisik, lingkungan sosial, budaya dan psikologis
sekitar penduduk) sebagai cara untuk memahami interaksi antara individu dan
dalam kelompok, khususnya dalam perawatan perumahan dengan pelaku remaja
(Redl). Keenan menunjukkan bagaimana ruang kerja berfokus pada tujuan untuk
klien berada dalam perawatan residental.
·
Terapi
komunitas, Jones dan di rumah sakit jiwa memiliki asal-usul penting dalam kedua
dunia mencoba untuk berurusan dengan konsekuensi psikologis di rumah sakit
(Whiteley) dan hostel dan perumahan shemes berbagai macam throght kerja di
seluruh dunia dari Richmond Fellowship (Jansen,Manning) .
Mungkin
yang paling banyak berpengaruh dari model ini praktek perawatan residental
adalah terapi komunitas. Kennardtentang atribut utama menawarkan ringkasan yang
bermanfaat dari praktik ketiga bentuk
kerja :
1.
Informal dan
suasana umum.
2.
Grup pertemuan
adalah aspek pusat terapi, untuk berbagi informasi, membangun rasa kohesi,
pengambilan keputusan-keputusan terbuka, menawarkan sebuah forum atau umpan balik
pribadi dan memungkinkan masyarakat untuk mempengaruhi anggotanya .
3.
Semua peserta
berbagi dalam pekerjaan menjalankan masyarakat.
4.
Penduduk
memiliki peran terapeutik dengan satu sama lain.
5.
Otoritas dibagi
antara staf dan penduduk .
6.
Nilai-nilai bersamaadalah
bahwa masalah-masalah individu sebagian besar tentang hubungan dengan orang
lain, terapi adalah proses belajar (learning wawasan- Hinshelwood) dan anggota
berbagi kesetaraan psikologis dasar sebagai manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam memahami praktik pekerjaan sosial
diperlukan teori-teori untuk bisa memahami klien. Salah satunya mengenai teori
psikodinamik. Perspektif psikodinamik dikembangkan oleh Sigmund
Freud. Psikodinamika
adalah teori yang didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari gerakan
dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku dan
keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
Pekerjaan
sosial psikodinamik berguna dalam memberikan kontribusi untuk pekerjaan sosial
yang memiliki fokus pada konteks sosial di mana hubungan interpersonal terjadi.
Psikodinamik membantu kita untuk
memahami beberapa perspektif tentang realitas dan membantu meningkatkan hubungan
antar manusia dengan lingkungan sosialnya.
Perspektif psikodinamika didasarkan
oleh teori-teori seperti : teori psikoanalisis, teori
diagnostik dan teori fungsional, teori attachment, ego psikologi, dan teori
therapeutic-environment.
DAFTAR
PUSTAKA
Payne,Malcolm. 2005. Modern Social Work Theory. Edisi Ketiga. New York: Palgrave
Macmillan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar