Jumat, 22 November 2013

Bakat vs Kebiasaan

Apa yang Bisa Kukembangkan         Bakat bukanlah kata asing yang ku dengar kemarin sore. Tapi terkadang, terdengar bagai angin lalu yang tak meninggalkan bekas. Hingga suatu saat, seseorang bertanya “ Apa bakatmu?” mendengar pertanyaan seperti itu, biasanya aku hanya tersenyum dan  merasa bodoh dan berkata “Sepertinya aku tak memiliki bakat apapun.” Yang kutahu, bakat adalah suatu potensi yang ada dalam diri manusia yang harusnya digali dan dikembangkan. Tapi aku tak pernah mencari tahu apa bakatku meski ku sadar betul bahwa bakat itu adalah bagian dari cerminan diri. Kemudian aku bertanya pada diri sendiri.“Benarkah aku tak punya bakat?”“Apa bakatku dan bagaimana aku bisa menggali bakat itu?”“Apakah bakat itu bisa kubuat sendiri?”         Hanya satu jawaban yang kudapat,,,,, aku bingung tentang semua itu. Tapi jawaban yang paling menyakitkan adalah aku belum mengenal sepenuhnya siapa aku.         Aku berharap tak seorangpun bertanya padaku lagi tentang apa bakatku. Itu harapanku beberapa tahun lalu. Hingga hari ini, aku masih bingung dengan bakat apa yang ada dalam diriku. meski aku tahu betul bahwa aku takkan bisa dan tak akan pernah bisa mengenal diri sendiri.         Jika seseorang bertanya kembali tentang apa bakat yang kumiliki, mungkin tak ada jawaban yang memuaskan yang bisa anda dengar dariku. Kenapa? Realitasnya adalah saat kau mengatakan “aku bisa ini” “atau “ bakatku adalah ini”, berarti anda harus membuktikan bahwa anda mampu melakukan seperti yang anda katakan tadi. Dan itu yang kupikirkan.         Inilah aku, seorang mahasiswa semester tiga yang tak mengenal bakat sendiri.         Inilah aku seorang anak manusia yang selalu lupa untuk mencari tahu bagian dari cerminan diri.         Semua terdengar begitu lucu untuk ukuran seorang manusia sepertiku. Tapi aku tidak ingin menjadi seperti ini saja. Jika susah bagiku untuk mengenali bakat yang mungkin aku miliki. Aku bisa mencoba melakukan hal-hal yang bisa membuat aku punya bakat mungkin. Seperti belajar menulis dan mampu memberi inspirasi bagi orang lain.          Kenapa menulis? Kenapa bukan menyanyi atau menari mungkin? Pertama, aku tidak berbakat dalam hal menyanyi ataupun menari. Jadi jika ada memintaku untuk melakukan itu, berarti sebuah kesalahan. Kedua, bagiku terdengar begitu keren ketika orang membaca tulisan-tulisan kita. Terlebih lagi, dengan tulisan itu mampu memberi inspirasi bagi orang lain. Menulis adalah hal yang sederhana yang bisa kita lakukan tapi begitu rumit untuk kita kerjakan.suatu hari ketika hal ini saya share ke salah satu group fb, seorang teman mengatakan bahwa bakat itu tidak ada yang ada hanyalah kebiasaan. orang bisa karena biasa. lalu aku berpikir, jika bakat itu tidak ada, mengapa kata "bakat" harus ada??? bisakah anda membantuku mencari jawaban ini,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar