Bakat vs Kebiasaan
Apa yang Bisa Kukembangkan Bakat bukanlah kata asing yang ku dengar kemarin sore. Tapi terkadang,
terdengar bagai angin lalu yang tak meninggalkan bekas. Hingga suatu saat,
seseorang bertanya “ Apa bakatmu?” mendengar pertanyaan seperti itu, biasanya
aku hanya tersenyum dan merasa bodoh dan
berkata “Sepertinya aku tak memiliki bakat apapun.” Yang kutahu, bakat adalah
suatu potensi yang ada dalam diri manusia yang harusnya digali dan
dikembangkan. Tapi aku tak pernah mencari tahu apa bakatku meski ku sadar betul
bahwa bakat itu adalah bagian dari cerminan diri. Kemudian aku bertanya pada
diri sendiri.“Benarkah aku tak punya bakat?”“Apa bakatku dan bagaimana aku bisa menggali bakat itu?”“Apakah bakat itu bisa kubuat sendiri?” Hanya satu jawaban yang kudapat,,,,, aku bingung tentang
semua itu. Tapi jawaban yang paling menyakitkan adalah aku belum mengenal sepenuhnya siapa aku. Aku berharap tak seorangpun bertanya padaku lagi tentang apa
bakatku. Itu harapanku beberapa tahun lalu. Hingga hari ini, aku masih bingung
dengan bakat apa yang ada dalam diriku. meski aku tahu betul bahwa aku takkan
bisa dan tak akan pernah bisa mengenal diri sendiri. Jika seseorang bertanya kembali tentang apa bakat yang
kumiliki, mungkin tak ada jawaban yang memuaskan yang bisa anda dengar dariku.
Kenapa? Realitasnya adalah saat kau mengatakan “aku bisa ini” “atau “ bakatku
adalah ini”, berarti anda harus membuktikan bahwa anda mampu melakukan seperti
yang anda katakan tadi. Dan itu yang kupikirkan. Inilah aku, seorang mahasiswa semester tiga yang tak
mengenal bakat sendiri. Inilah aku seorang anak manusia yang selalu lupa untuk
mencari tahu bagian dari cerminan diri. Semua terdengar begitu lucu untuk ukuran seorang manusia
sepertiku. Tapi aku tidak ingin menjadi seperti ini saja. Jika susah bagiku
untuk mengenali bakat yang mungkin aku miliki. Aku bisa mencoba melakukan
hal-hal yang bisa membuat aku punya bakat mungkin. Seperti belajar menulis dan
mampu memberi inspirasi bagi orang lain. Kenapa menulis? Kenapa bukan menyanyi atau menari mungkin? Pertama,
aku tidak berbakat dalam hal menyanyi ataupun menari. Jadi jika ada memintaku
untuk melakukan itu, berarti sebuah kesalahan. Kedua, bagiku terdengar begitu
keren ketika orang membaca tulisan-tulisan kita. Terlebih lagi, dengan tulisan
itu mampu memberi inspirasi bagi orang lain. Menulis adalah hal yang sederhana
yang bisa kita lakukan tapi begitu rumit untuk kita kerjakan.suatu hari ketika hal ini saya share ke salah satu group fb, seorang teman mengatakan bahwa bakat itu tidak ada yang ada hanyalah kebiasaan. orang bisa karena biasa. lalu aku berpikir, jika bakat itu tidak ada, mengapa kata "bakat" harus ada??? bisakah anda membantuku mencari jawaban ini,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar