Jumat, 22 November 2013

masyarakat dan aspek BPSS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
                        Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak lahir manusia adalah bagian dari masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, manusia akan selalu menjaga hubungan baik dan berinteraksi dengan sesamanya dalam lingkungan sosialnya. Manusia akan selalu bekerja sama dan menjalin komunikasi.
                        Manusia tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tanpa kita sadari , lingkungan masyarakat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku kita dalam kehidupan kita. Disisi lain, masyarakat memiliki nilai, notma atau aturan yang menuntut masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai masyarakat. Masyarakat adalah sebuah sistem sosial yang mana daiantara sub-sub sistem masyarakat saling mempengaruhi dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhannya.
                       











BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk  artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan , melainkan bentuk-bentuk aturan hidup tersebut lahir sebagai karya manusia dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Menurut para ahli seperti Maclver,  J.L Gillin, dan J.P Gillin dalam  Soeleman, (2009:122) sepakat bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Sedangkan pengertian masyarakat menurut Ralph Linton dalam Soekanto (1990) adalah :”Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas (hal 26).  
Disamping itu Mayo, dalam Edi Suharto, (1988:162) juga mendefinisikan masyarakat kedalam dua konsep yaitu :
a.    Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, peumahan di dearah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.
b.   Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas . sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan idenifikasi kebutuhan tertentu.
Berdasarkan pengertian masyarakat di atas secara umum masyarakat merupakan sekelompok orang yang berada di lingkungan tertentu dan mempunyai interaksi satu sama lain dan kepentingan bersama serta aktivitas masing-masing. Masyarakat yang dimaksud adalah seluruh lapisan masyarakat yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu baik itu dewasa, remaja, perempuan, dan anak-anak. Menurut Pritim A. Sorotin dalam Soekanto, (2005) bahwa Social Stratification (Lapisan Masyarakat) adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Dan selanjutnya menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab, nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
2.2  Ciri-Ciri Masyarakat
            Soerjono Soekanto (dalam Abdul syani 1987) mengemukakan ciri-ciri masyarakat sebagai berikut :
a.      Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis akan minimnya adalah dua orang yang hidup bersama.
b.   Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan mereka atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu muncullah sistem komunikasi dan muncul juga peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
c.    Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
Manusia ialah mereka hidup bersama dan membentuk kelompok. Kelompok ini lah yang membentuk masyarakat. Mereka mengenali antara satu sama lain dan saling bergantungan. Kesatuan sosial wujud dalam perhubungan sesama manusia ini. Seseorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.
d.   Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain.
                             Selain dari ciri-ciri diatas, ciri-ciri masyarakat yang lain adalah sebagai berikut:
§  ,Melahirkan Kebudayaan
§  Masyarakat Mengalami Perubahan
§  Ada interaksi diantara anggota masyarakat
§  Terdapat Kepimpinan.
§  Adanya stratifikasi sosial
2.3  Masyarakat Sebagai Sebuah Sistem
                        Sebagai suatu sistem, individu-individu yang terdapat di dalam masyarakat saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan melakukan kerja sama guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.
1.   Sistem Sosial
       Sistem adalah bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat berfungsi melakukan suatu kerja untuk tujuan tertentu. Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya.
       Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.
2.   Struktur Sosial
       Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan antarperan sosial.
       Di dalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. Bagaimana unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat. Proses sosial itu sendiri merupakan hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dengan memahami dan mematuhi norma-norma yang berlaku.

                        Menurut Charles P. Loomis, masyarakat sebagai suatu sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur berikut ini.
1)     Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur ini merupakan unsur yang paling penting dalam sistem sosial, karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.
2)   Perasaan
Unsur ini merupakan keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya, termasuk di dalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai agar tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
3)   Tujuan
Manusia sebagai makhluk sosial dalam setiap tindakannya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang harus dicapai, baik melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan keadaan yang sudah ada.
4)   Kedudukan (Status) dan Peran ( Role )
Kedudukan (status) adalah posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak, serta kewajibannya. Kedudukan menentukan peran atau apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat sesuai dengan status yang dimilikinya. Jadi peran ( role ) merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sehubungan dengan status yang melekat padanya.
5)   Kaidah atau Norma
Norma adalah pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat atau biasa disebut dengan peraturan sosial. Norma sosial merupakan patokan-patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan dalam situasi-situasi tertentu dan merupakan unsur paling penting untuk meramalkan tindakan manusia dalam sistem sosial. Norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui sosialisasi, sehingga menjadi pranata-pranata sosial yang menyusun sistem itu sendiri.
6)  Tingkat atau Pangkat
Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Seseorang dengan pangkat tertentu berarti mempunyai proporsi hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu pula. Pangkat diperoleh setelah melalui penilaian terhadap perilaku seseorang yang menyangkut pendidikan, pengalaman, keahlian, pengabdian, kesungguhan, dan ketulusan perbuatan yang dilakukannya.
7)  Kekuasaan
     Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak-pihak lain. Apabila seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya, maka itulah yang disebut dengan kekuasaan.
8)  Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan atau balasan yang diberikan kepada seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berupa hadiah (reward ) dan dapat pula berupa hukuman ( punishment ). Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku anggotanya agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
9)  Fasilitas (Sarana)
Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan, metode, dan benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri. Dengan demikian fasilitas di sini sama dengan sumber daya material atau kebendaan maupun sumber daya imaterial yang berupa ide atau gagasan.

2.4  Tahap Perkembangan Masyarakat
                        Salah satu ciri dari masyarakat adalah mengalami perubahan dan perkembangan. Berdasarkan tata kehidupan dan penciptaan serta penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi maka perkembangan masyarakat  dapat dibedakan menjadi 3 tahapan, yaitu : 

1. Masyarakat Tradisional 
       Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang tertutup, padu monopolitik ( terdapatnya seperangkat pemikiran dan nilai yang meresapi,mengatur dan menguasai, menyatukan semua bidang yang ada.
Ciri-ciri masyarakat pada tahapan ini adalah : 
1.        Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen
2.        Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan
3.        Secara geografis berada di daerah terpencil dan sulit terjangkau
4.        Masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem
5.        Peralatan dan teknologinya sederhana
6.        Ketergantungan kepada lingkungan
7.        Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik
2. Masyarakat Transisi
       Masyarakat  transisi adalah masyarakat yang berada di antara masyarakat tradisional dan modern.  Pada umumnya berada di daerah marginal atau pinggiran  atau kota-desa. 
Ciri - ciri dari masyarakat transisi diantaranya : 
1.       Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari             tenaga    kerja pertanian ke sektor industri
2.        Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat        pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan yang           meningkat.
3.        Mengalami perubahan ke arah kemajuan
4.        Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
5.        Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
6.        Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya    jalan raya

3. Masyarakat Modern
       Masyarakat modern adalah Masyarakat yang telah meninggalkan cara-cara tradisional yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
Ciri-ciri masyarakat modern : 
3.        Menerima hal-hal baru.
4.        Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun                                                luar.
5.        Masyarakatnya heterogen
6.        System pelapisan sosialnya terbuka dan mobilitas sosialnya tinggi
7.        Melakukan tindakan secara rasional.
8.        Tidak terikat pada tradisi/adat.
9.        Menghargai waktu dan emiliki perencanaan dan pengorganisasian.
10.    Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
11.    Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan prestasi                              yang diberikan
2.5  Bentuk-Bentuk Masyarakat
                        Dalam Soerjono Soekanto (1990), bentuk masyarakat terdiri dari dua bentuk yaitu masyarakat sederhana dan masyarakat modern:
a.    Masyarakat sederhana
Masyarakat yang kecil, organisasinya sederhana dan penduduknya tersebar serta perkembangan teknologinya lambat, pengangkutan, dan hubungan yang lambat, kepadatan penduduk dan berpindah-pindahnya masyarakat. Selain itu pengaruh dari kota secara relatif tidak ada.
b.   Masyarakat modern. 
Dalam masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut tidak mempunyai hubungan dengan masyarakat sederhana.
-        Masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Selain itu penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian walaupun terlihat ada pekerjaan lainnya, meskipun pekerjaan tersebut hanya sambilan, semetara itu golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting sebab orang akan meminta nasehat kepada mereka apabila ada kesulitan. Apabila ditinjau dari sudut pemerintahan hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi sebab segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah. 
-        Mayarakat perkotaan. dalam masyarakat perkotaan orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya dan merupakan masyarakat yang tidak menentu jumlah penduduknya.
2.6  Fungsi Masyarakat.
            Sementara itu dalam Edi Suharto (2007) Pekerjaan sosial di dunia industri. Netting, Kettner dan McMurty (2004:130-131) juga menyebutkan lima fungsi masyarakat :
a. Fungsi produksi, distribusi, dan konsumsi (Production, Distributian, Consumption). Kegiatan-kegiatan masyarakat dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan sejenisnya.
b.Fungsi Sosialisasi (socialization). Meneruskan atau mewariskan norma-norma, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai yang selama ini dianut oleh orang-orang yang berinteraksi di dlam masyarakat.
c. Fungsi pengawasan sosial (Social Control). Masyarakat senantiasa mengharapkan warganya untuk mentaati norma-norma dan nilai-nilai yang dianut melalui penetapan hukum, peraturan, dan sitem-sistem penegakannya.
d.Fungsi partispasi sosial (Social Participation). Masyarakat menyediakan wahana bagi para anggotanya mengekspresikan aspirasi-aspirasi dan kepentingan-kepentingannya guna terbangunnya jaringan dukungan dan pertolongan melalui interaksi dengan warga masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok maupun organisasi-organisasi.
e. Fungsi gotong royong (mutual support). Keluarga-keluarga, teman-teman, para tetangga, kelompok sukarela, dan asosiasi-asosiasi profesional yang tergabung dalam sebuah masyarakat biasanya saling membantu satu sama lain.
2.7  Manusia Bagian Dari Masyarakat
                        Sejak lahir manusia adalah bagian dari masyarakat. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dan bekerja sama dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
                        Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Disisi lain, manusia sebagai bagian dari masyarakat, memiliki kewajiban dan hak-hak sebagai anggota masyarakat.
                        Kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat adalah bentuk tanggung jawab yang harus diembannya selama manusia itu menjadi bagian dari masyarakat. Di dalam masyarakat ada nilai/ norma yang mengatur tingkah laku manusia. Dimana nilai dan norma ini memberi tuntutan terhadap manusia untuk berusaha dan berorientasi terhadap aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Selain itu, sebagai anggota masyarakat, manusia harus menjaga lingkungan sosialnya dengan baik, manusia harus mampu menjaga hubungan baik dengan sesamanya, manusia mampu mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadinya.
                        Adapun hak manusia sebagai anggota masyarakat adalah manusia berhak untuk mendapatkan pelayanan-pelayanan yang ada dalam masyarakat, termasuk perlindungan dan rasa aman, kehidupan yang tentram, dan lingkungan sosial yang memungkinkan dia untuk mencapai tujuan. Diantara kewajiban dan hak manusia sebagai anggota masyarakat haruslah berjalan seimbang.
2.8  Pengaruh Masyarakat Terhadap Prilaku Manusia
                        Prilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, salah satunya adalah lingkungan masyarakat. Sebaliknya tingkah laku manusia mempengaruhi lingkungan sosialnya.
1.   Nilai/norma yang ada dalam masyarakat
                  Nilai adalah gagasan tentang apa yang kita hargai ideal atau lebih baik. Konsekuensinya, nilai menentukan tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan yang kita nilai sebagai “baik”. Nilai-nilai kita membentuk keyakinan dan sikap kita, dan sebaliknya keyakinan dan sikap kita membentuk nilai kita. Nilai diterima secara sosial sebagai suatu patokan yang mengarahkan perilaku seseorang. Nilai mencakup norma-norma, standar-standar perilaku dan prinsip-prinsip yang membimbing perilaku.
       Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan diharapkan oleh seluruh warga masyarakat. Tiap-tiap masyarakat memiliki sistem nilai yang berbeda-beda yang bersifat turun-menurun dari generasi tedahulu ke generasi berikutnya. Nilai-nilai ini dapat bersumberdari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat maupun estetika yang terus berkembang sejalan dengan peradaban masyarakat tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat, nilai-nilai sosial memainkan peranan penting. Kebanyakan hubungan-hubungan sosial didasarkan bukan saja pada fakta-fakta sosial, namun juga pada pertimbangan – pertimbangan nilai. Dube ( dalam soleman, 1990:63 ), mengatakan bahwa nilai-nilai juga memberikan perasaan indentitas masyarakat dan menentukan seperangkat tujuan yang hendak dicapai.
Nilai sosial secara umum dapt ditanyakan sebagai keyakinan relatif kepada yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah, kepada apa yang seharusnya ada dan yang seharusnya yang tidak ada. Jika terdapat pelanggaran terhadap nilai ini, ada sanksi bagi pelanggarnya. Misalnya sanksi sosial (dikucilkan oleh anggota masyarakat lainnya).
2.   Aspek behavioral/sosial learning
       Teori belajar behavioristik adalah pandangan yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia dapat diamati dan dapat dapat dipelajari. Menurut Bandura, tingkah laku manusia sebagai akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
       Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya melalui proses belajar. Sebaliknya, bagaimana manusia berprilaku mempengaruhi lingkungannya. 
3.     Aspek kognitif
       Teori kognitif mengemukakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh persepsi atau penafsiran lingkungan selama proses pembelajaran. Perilaku yang tidak tepat biasanya timbul sebagai hasil mispersepsi dan kesalahpahaman. Dalam teori kognitif juga membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
2.9  Aspek-Aspek Masyarakat
1)   Aspek Biologi
-        Masyarakat terdiri atas anggota masyarakat
-        Masyarakat memiliki wilayah dan dipengaruhi oleh struktur tanah dan curah hujan
-        Dalam masyarakat terdapat lembaga-lembaga dan aparat-aparatnya
-        Masyarakat memiliki nilai/norma, aturan, adat dan budaya.
-        Ada sanksi terhadap pelanggaran nilai/norma
2)   Aspek Psikologi
-        Nilai/norma dalam masyarakat bersifat memaksa
-        Nilai dan norma masyarakat bersifat mengatur tingkah laku manusia
-        Nilai/norma yang ada dalam masyarakat menuntut manusia untuk berusaha dan berorientasi terhadap aturan tertentu
3)   Aspek Sosial
-        Anggota masyarakat akan selalu beradaptasi terhadap lingkungan dan perubahan-perubahan pada lingkungan.
-        Adanya interaksi diantara para anggota masyarakat
-        Manusia belajar bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya
-        Saling membutuhkan dan memiliki satu sama lain
4)   Aspek Spiritual
-        Keyakinan-keyakinan yang ada dalam masyarakat, termasuk adanya keyakinan akan adanya Tuhan
-        Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
-        Ideologi dan pandangan hidup yang masing-masing dianut oleh masyarakat
-        Tujuan bersama sebagai suatu kesatuan masyarakat yang utuh
      Di lihat dari aspek manusianya sebagai anggota masyarakat:
Ø  Aspek Biologis
Sejak lahir manusia tidak dibekali oleh fisik untuk hidup mandiri, sehingga manusia membutuhkan orang lain. Manusia memiliki akal dan potensi yang bisa dikembangkan.
Ø  Aspek Psikologis
Tingkah laku manusia didorong oleh motif :
-        Dorongan untuk mempertahankan diri
-        Dorongan untuk melanjutkan keturunan
-        Dorongan untuk menyatakan diri ( aktualisasi diri )
Ø  Aspek Sosial
Manusia adalah sosial animal dengan naluri:
-        Makhluk yang ingin menyatu dengan sesamanya
-        Selalu menyesuaikan dengan lingkungannya
2.10  Masalah yang Ada Dalam Masyarakat
       Masalah bukanlah hal yang asing terjadi dalam kehidupan  masyarakat. Sejak jauh dari hari ini pun, masalah itu sudah ada dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara masalah yang terjadi dalam masyarakat sangatlah luas. Masalah yang ada dalam masyarakat pun mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi ini. Beberapa contoh masalah sosial di masyarakat.  adalah sebagai berikut:
·     Kekerasan Dalam Berpacaran
               Kekerasan dalam berpacaran  bisa saja timbul karena kurangnya rasa percaya satu sama lain dan rasa cemburu yang berlebihan. Selain itu kurangnya kontrol dari orang tua dan keluarga dalam memantau aktivitas anak-anak nya selama menjalin hubungan berpacaran sehingga kalau seandainya sekalipun terjadi cekcok maka kedua orang tua setidaknya dapat menjadi penengah dalam penyelesaian masalah kedua belah pihak.
                                   Dalam penyelesaian masalah seperti ini, sangat di perlukan peran pihak- pihak lain seperti keluarga serta sahabat, karena kehadiran mereka dapat membantu dalam mencurahkan segala keluh kesah yang ada.hal ini berarti  harus adanya komunikasi baik dari keluarga ataupun dari sahabat. Selain itu, sikap serta pendirian yang teguh dalam berpacaranv sangat diperlukan agar tidak mudah di perlakukan yang tidak seharusnya.
·     Pergaulan bebas
            Pergaulan bebas adalah masalah yang dialami oleh bangsa ini. Masalah ini adalah masalah yang pelik karena kebanyakan yang menjadi korban pergaulan bebas adalah generasi penerus bangsa. Ada banyak faktor yang sangat mendukung terjadinya masalah ini, misalnya adalah peran orang tua dalam mendidik putra-putri bangsa, perkembangan teknologi, pengaruh kelompok juga memiliki pengaruh yang besar terhadap anak
·     Anak jalanan
                           Masyarakat tentu sepakat bahwa anak jalanan telah menjadi masalah sosial bagi negeri ini. Anak jalanan adalah cerminan dari ketidakmampuan, terlepas dari sebagian oknum yang memanfaatkan anak jalanan. Para anak jalanan merupakan potret ketidakteraturan sebuah sistem keluarga. Yang kemudian melebar menjadi masyarakat yang lebih besar.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
                        Masyarakat adalah sekelompok orang yang berada di lingkungan tertentu dan mempunyai interaksi satu sama lain dan adanya kepentingan bersama serta memiliki  aktivitas masing-masing. Sejak lahir manusia adalah bagian dari masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat manusia memiliki kewajiban dan hak sebagai anggota masyarakat. Disi lain, masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma/aturan yang menuntut manusia untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma.
                        Nilai dan norma yang ada dalam masyarakat adalah nilai dan norma yang luas. Jika terjadi pelanggaran terhadap norma atau adanya prilaku menyimpang maka ada sanksi terhadap pelanggarnya. Misalnya sanksi sosial dengan dikucilkan dalam masyarakat yang menyebabkan rasa malu.
                        Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat, sebaliknya tingkah laku manusia mempengaruhi lungkungannya. Karena di dalam lingkungan terdapat tendapat nilai/moral yang harus ditaati oleh para anggotanya. Selain itu, tingkah laku manusia adalah sesuatu yang bisa diamati dan dipelajari (social learning) dan prilaku tersebut perilaku dipengaruhi oleh persepsi atau penafsiran lingkungan selama proses pembelajaran (kognitif).


DAFTAR PUSTAKA
Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.
Payne,Malcolm. 2005. Modern Social Work Theory. Edisi Ketiga. New York: Palgrave             Macmillan
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of             Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center.
Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent.
Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani:Aktualisasi profesionalisme Community Workers             Dalam Mewujudkan Masyarakat Yang Berkeadilan. STKS Bandung: Bandung

Sumber Lain:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar