Jumat, 22 November 2013

metode COCD dalam pekerjaan sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Pekerjaan sosial merupakan suatu profesi pertolongan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam keberfungsian sosialnya. Prinsip pertolongan pekerjaan sosial adalah “ to help people to help them self ” yang berarti setiap perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari kesejahteraan sosial adalah memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayaagunaan sumber yang ada dengan menekankan adanya partipasi sosial serta menciptakan kondisi kehidupan yang memungkinkan mereka mencapai tujuan. Sehingga metode pelayanan masyarakat dalam praktek pekerjaan sosial dapat dilakukan dengan cara Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat atau dikenal dengan istilah CO/CD (Community Organization/Community Development). Proses dalam melakukan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat merupakan point penting bagaimana pelaku perubahan berkiprah ataupun membangun masyarakat untuk mandiri dan mampu berkembang menjadi masyarakat yang fungsional.
1.2        Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah antara lain:
1.   Apa yang dimaksud dengan Pengorganisasian dan Pengembangan      Masyarakat?
2.   Apa tujuan dari COCD?
3.   Apa prinsip –prinsip dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?
4.   Keterampilan-keterampilan dasar apa dalam pengorganisasian dan      pengembangan msyarakat?
5.   Apa peran pekerja sosial dalam pengembangan  masyarakat?

1.3        Tujuan Penulisan
      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
1.     Menjelaskan definisi dari COCD
2.     Menjelaskan tujuan dan fungsi dari COCD
3.     Menjelaskan prinsip-prinsip dalam pengembangan masyarakat.
4.     Menjelaskan teknik-teknik dalam COCD
5.     Memahami peranan pekerjaan sosial dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Definisi COCD (Community Organization Community Development)
                              Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958). Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)
                        Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan. Asumsi dasar pengorganisasian dan pengembangan masyarakat sebagai berikut :
      1. Suatu Proses
            Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dipandang sebagai suatu siklus maupun paradigma yang berkesinambungan berupa perubahan dari suatu tahap ke tahap berikutnya yaitu tercapainya masyarakat mandiri.
      2. Suatu Metode
            Menitik beratkan pada cara yang dilakukan yaitu partisipasi masyarakat dan pengorganisasian masyarakat
      3. Suatu Program
            Didalamnya terdapat unsur proses, metode, cara-cara tertentu dan titik beratnya pada pencapaian tujuan organisasi dan penyelesaian dari serangkaian kegiatan yang terukur secara kualitas dan bisa dilaporkan



      4. Suatu Gerakan
                      Merupakan suatu usaha untuk memberantas hal-hal yang tidak baik sehingga masyarakat menjadi komitmen dan dirancang untuk meningkatkan kehidupan bagi semua warga masyarakat melalui partisipasi aktif
            Pengertian secara umum adalah suatu proses untuk membantu masyarakat agar dapat menggali dan menggerakkan sumber- sumber yang ada untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan.
2.2        Fungsi COCD
            Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat memiliki fungsi antara lain:
a.      Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat
b.     Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
c.      Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga
d.     Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan sosial
e.      Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan sosial
f.      Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan sosial
          Disisi lain, tujuan utama dari pengembangan dan pengorganisasian masyarakat adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada partisipasi sosial.
2.3        Prinsip Pengembangan Masyarakat
          Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat adalah landasan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial masyarakat, dan ini harus terinternalisasi dalam diri pekerja sosial masyarakat.
1.     Pembangunan yang terintegrasi
               Pembangunan sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan personal/spiritual, semuanya mewakili aspek-aspek esensial dari kehidupan masyarakat. Pengembangan aspek-aspek tersebut “menyatu” dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu, suatu program pengembangan masyarakat harus memperhitungkan seluruh aspek tersebut.
2.     Hak Asasi Manusia
          Pemahaman dan komitmen terhadap HAM penting bagi pekerja sosial pada setting makro, baik dalam pengertian negatif maupun positif. Dalam pengertian negatif, bahwa hak-hak manusia itu dijadikan alat untuk menetapkan keputusan-keputusan dan pelaksanaan dalam pencapaian tujuan. Dalam pengertian yang lebih positif, pencapaian tujuan deklarasi umum hak-hak azazi manusia dapat digunakan sebagai tujuan bagi pengembangan masyarakat.
3.     Berkelanjutan
                  Berbagai aktivitas pengembangan masyarakat harus terjadi dalam suatu kerangka kerja yang mampu mendukung praktik pekerjaan sosial sehingga dapat dipertahankan keberlangsungannya.
4.     Pemberdayaan
          Aktivitas pengembangan masyarakat harus mampu memberikan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada “mereka” untuk menentukan diri mereka sendiri dan untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan.   
5.     Aspek personal dan politik
          Dalam aktivitas pengembangan masyarakat aspek politis akan menjadi bagian dari masalah individu, dan sebaliknya. Kurangnya pemahaman akan interaksi dalam hal ini membuat potensi pengembangan masyarakat menjadi  terbatas.


6.     Hak milik masyarakat
          Aktivitas pengembangan masyarakat bertujuan memperluas kekayaan/potensi/sumber masyarakat serta berusaha membangun mereka. Dalam pengertian ini terdapat dua aspek, yaitu: kepemilikan terhadap barang (material) dan non material, seperti kepemilikan atau keterlibatan dalam struktur dan proses.
7.     Kepercayaan diri
                  Pengembangan masyarakat berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-sumber yang ada (sumber sendiri) semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat itu sendiri.
8.     Tidak tergantung pada negara
          Sesuai dengan prinsip sebelumnya, suatu pendekatan pengembangan masyarakat akan berusaha meminimalkan dana dari pemerintah, agar masyarakat tidak menjadi tergantung.
9.   Tujuan jangka pendek dan visi akhir
          Dalam pekerjaan sosial masyarakat selalu terdapat ketergantungan antara     pencapaian tujuan jangka pendek dan visi akhir dari masyarakat, atau antara tujuan proses dan tujuan akhir.
10.  Pengembangan organisasi
          Pengembangan organisasi memiliki arti bahwa masyarakat akan merasa bangga atau terhormat sesuai dengan nilai dari atribut khusus masyarakat apabila diizinkan dan didukung untuk berkembang dalam mencari unitnya sendiri, Hal ini dilakukan dengan memahami kompleksnya hubungan antara masyarakat dengan lingkungan.
11.  Langkah-langkah pengembangan
                  Pengembangan masyarakat yang berhasil akan bergerak berdasarkan  langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil akan menilai dari langkah dan tindakan itu.

12.  Keahlian eksternal
          Masing-masing masyarakat mengembangkan pengalaman dengan caranya sendiri. Namun demikian, masyarakat dapat belajar dari pengalaman daerah lain tetapi tidak harus meniru serupa dengan mereka.
13.  Membangun masyarakat
          Dalam beberapa kondisi, pengembangan masyarakat menjadi tujuan khusus dari proses membangun masyarakat.
14.  Proses dan hasil
          Proses itu sendiri merupakan hal yang penting dalam menentukan proses dan pencapaian tujuan pengembangan masyarakat. Untuk itu, seorang pekerja sosial masyarakat dalam upaya pengembangan masyarakat harus memperhatikan proses yang terjadi dan hasil yang dicapai.
15.  Integritas dari proses
          Pendekatan proses yang digunakan dalam membangun masyarakat adalah merupakan hal yang penting dan benar, apabila hal tersebut dilakukan didasarkan pada arah dan tujuan yang ingin dicapai.
16.  Tanpa kekerasan
          Aktivitas pengembangan masyarakat tidak diarahkan pada tindakan yang memicu terjadinya kekerasan seperti yang sering terlihat dalam berbagai bentuk tindak kekerasan fisik, yaitu militerisasi, kekerasan dalam rumah tangga, dll.
17.  Keikutsertaan/keterlibatan
                  Pengembangan masyarakat membutuhkan proses yang melibatkan seluruh masyarakat.
18.  Kesepakantan
                  Konsensus dilakukan atas dasar persetujuan seluruh masyarakat dengan maksud untuk mencari jalan keluar atau pemecahan yang disepakati oleh setiap golongan masyarakat.
19.  Kerjasama
          Kerjasama antara masyarakat dapat membuktikan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam jangka waktu yang lama.
20.  Partisipasi
          Pengembangan masyarakat harus selalu memaksimalkan partisipasi setiap orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif dalam proses dan kegiatan pengembangan.
21.  Mendefinisikan kebutuhan
          Pengembangan masyarakat harus memperhatikan aspek  kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, konsumen, tenaga kerja dan sumberdaya. Bermacam-macam kebutuhan baik yang bersifat progresif maupun regresif yang akan didefinisikan, memerlukan peranan semua orang.
22.  Struktur yang merugikan
          Pengembangan masyarakat harus konsisten dengan prespektif keadilan sosial dan akan selalu memperhitungkan adanya penekanan-penekanan yang terjadi baik dalam bentuk kelas sosial,gender,dan ras/etnik. Pengembangan masyarakat harus menjamin bahwa mereka tidak dapat memperkuat bentuk-bentuk penekanan secara struktural.

     Selain dari prinsip di atas, pandangan lain yang menyebutkan prinsip dari pengorgansasian dan pengembangan masyarakat antara lain:
a.      Keseimbangan artinya mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di masyarakat
b.     Individualisasi artinya masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c.      Penerimaan artinya masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/program
d.     Partisipasi artinya semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam kegiatan
e.      Perubahan dinamis artinya pada dasarnya masyarakat tidak statis tetapi dinamis sehingga terjadinya perubahan-perubahan yang harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi dan kemampuan masyarakat
f.      Interdependensi artinya semua unsur yang ada dalam masyarakat tersebut selalu tergantung dan tidak ada yang mampu tanpa berhubungan dengan yang lain. Aplikasi pekerjaan sosial  artinya proses pengorganisasian dan pengembangan masyarakat menjadi bagian yang integral dari pekerjaan sosial. Prinsip- prinsip peksos harus diterapkan didalam seluruh kegiatannya.
2.4         Model-Model Pendekatan Intervensi
1.   Model Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Develepment)
          Model ini biasa juga disebut community development. Model ini memandang bahwa  perubahan atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik melalui suatu partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Model ini menuntut adanya keterlibatan berbagai golongan atau lapisan masyarakat (termasuk yang kurang beruntung ataupun struktur kekuasaan), terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
          Yang menjadi sasaran dari model ini masyarakat pada level grass root (akar rumput) yang kurang memiliki kemampuanbekerjasama dan memanfaatkan sistem sumber baik di pedesaan maupun perkotaan. Tujuannya adalah menolong masyarakat lokal dalam menemukan masalah, kebutuhan, potensi dan sumber-sumber; membuat rencana pembangunan;mendampingi pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tertentu hingga masyrakat mampu melakukannya sendiri.
          Peranan dari pekerja sosial yang menonjol dari model ini adalah: Enabler, mempercepat pencapaian hasil, coordinator, serta guru dalam meningkatkan keterampilan untuk memecahkan masalah serta dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan etik.
          Model ini menggangap bahwa konflik antara berbagai kelompok kepentingan yang terjadi dapat ditangani secara kreatif dan konstruktif. Model ini  berupaya untuk mendorong agar mengekspresikan aspirasi mereka yang beragam secara bebas, akan tetapi model ini juga yakin bahwa kelompok-kelompok tersebut akan menyampingkan kepentingan-kepentingan pribadinya demi pencapaian bersama.
          Tema sentral dari model adalah: “Bersama ktia ungkapkan apa yang harus kita lakukan, dan laksanakan secara bersama pula”. Model ini berupaya untuk memaksimalkan pemanfaatan diskusi dan komunikasi antar kelompok dalam masyarakat untuk mencapai kesepakatan mengenai focus masalah yang dihadapi serta strategi atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
2.   Model Perencanaan Sosial (Social Planning)
          Model ini terutama menekankan pada suatu proses teknik dalam memecahkan masalah. Model ini meyakini bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan lingkungan yang kompleks (biasanya masyarakat industri) memerlukan seseorang perencana yang memiliki keterampilan serta terlatih dan mampu membimbing masyarakat dalam melakukan proses perubahan yang kompleks.
          Peranan sebagai seorang tenaga ahli sangat ditekankan dalam model ini untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Seorang perencana atau tenaga ahli ini biasanya bekerja sebagai pegawai pada suatu bagian dari struktur kekuasaan, seperti pemerintahan, suatu yayasan, lembaga dan sebagainya. Karena dia bekerja sebagai pegawai pada bagian dari struktur kekuasaan ini, maka terdapat kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan-kepentingan dari struktur kekuasaan tersebut. Upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, pada umumnya kurang mendapat perhatian dalam model ini.
          Peranan perencanaan dalam model ini meliputi pengumpulan data-fakta, menganalisis data, dan bekerja sebagai perancang program. Partisipasi masyarakat dalam model ini dipandang secara sangat bervariasi. Mulai yang sangat kecil sampai yang moderat/cukupan, tergantung dari sikap masyarakat terhadap masalah yang ingin dipecahkan. Focus utama dari model ini terletak pada upaya untuk mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat serta melakukan perancangan pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.Tema sentral dari model ini adalah : “dapatkanlah data, kemudian lakukan tahapan berikut secara rasional”.
3.   Model Aksi Sosial (Social Action)
          Model ini memiliki pandangan bahwa di dalam masyarakat yang bersangkutan, terdapat suatu bagian/kleompok yang kurang beruntung (yang seringkali tertindas) yang perlu dibantu, diorganisasikan dalam rangka menekan struktur kekuasaan yang menindasnya. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber atau perlakuan yang lebih baik sesuai dengan asa demokrasi dan keadilan.
  Model ini seringkali juga dilakukan untuk melakukan perubahan pada institusi-institusi utama, seperti institusi ekonomi, pasar, maupun kebijakan tertentu. Model ini terutama dilakukan untuk mencapai redistribusi sumber maupun kekuasaan (power). Model social action menekankan pada gerakan pembangunan sosial yang dilakukan secara partisipatif (collective action). Pembangunan dilakukan sebagai gerakan moral yang lebih mengutamakan pembangunan modal sosial
          Peranan pekerja sosial dalam hal ini meliputi : peranan sebagai pembela, penggerak, activist, pemberi semangat juang/partisipan, dan negosiator. Strategi atau taktik yang digunakan dalam model ini meliputi : prostest, boycotts, konfrontasi, dan negosiasi.
          Tema sentral dari model ini adalah : “marilah kita galang kekuatan untuk mengubah penindas kita”. System klien dalam model ini dipandang sebagai “korban” dari penindasan struktur kekuasaan. Model social action ini tidak banyak dilakukan pekerja social (bahkan di Negara maju sekalipun). Banyak pekerja sosial yang terlibat dalam kegiatan social action ini akan mendapat sanksi dari lembaga yang mempekerjakannya, mendapatkan penurunan jabatan, atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu, model ini seringkali dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga strategi atau taktik yang terlalu radikal diperlunak sampai batas-batas tertentu.


2.5    Keterampilan-Keterampilan Dalam COCD
            Ketrampilan pekerja sosial berikut ini merupakan ketrampilan inti dalam pekerjaan sosial dengan masyarakat yang sangat penting bagi sebagian pekerjaan sosial dalam setting apapun dia bekerja.
a.   Komunikasi personal.
            Ketrampilan komunikasi interpersonal secara baik merupakan ketrampilan yang sangat vital. Kemampuan komunikasi tersebut membutuhkan kemampuan untuk
-         Memulai suatu komunikasi atau percakapan
-         Menyimpulkan komunikasi atau percakapan
-         Mengupayakan agar suatu percakapan yang terfokus
-         Menyadari pentingnya lingkungan fisik dalam komunikasi personal.
-         Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-         Memahami dan mengnterprestasikan apa yang diucapkan
-         Menjaga lawan bicara tetap nyaman
-         Mengajukan pertanyaan secara tepat
-         Mendorong lawan bicara untuk mengungkapkan implikasi dari apa yang sedang didiskusikan
-         Mengungkapkan kesan dalam bahasa yang mudah dipahami
-         Mendorong keseriusan
-         Meyakinkan bahwa interaksi yang terjadi adalah umum sebuah dialog bukan permainan kekuatan dan kendali
-         Menyadari adanya perbedaan budaya dan memiliki sensitivitas dalam komunikasi
-         Menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat komunikasi
-         Menyadari kendala waktu dan prioritas orang lain.
            Program-program pelatihan ketrampilan komunikasi interpersonal secara lebih efektif. Pada kenyataannya akan memberikan feed back serta mendorong kesadaran dan refleksi kritis. Sebagai suatu konteks dimana refleksi kritis dapat dilakukan, maka pelatihan-pelatihan seperti sangat bermanafaat bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
      b.   Kelompok dan pertemuan
            Banyak waktu yang dimiliki oleh pekerja sosial tercurah dalam kelompok kecil. Dengan demikian pekerja sosial harus melakukan tugas-tugas tersebut yang memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang meliputi kemampuan untuk :
-         Mengamati dan sadar tentang dinamika kelompok
-         Menyadari pengaruh faktor budaya dan gender yang mungkin menghalangi seseorang untuk berpartisipasi secara penuh
-         Memahami pentingnya lingkungan fisik
-         Berbicara dalam kelompok secara efektif
-         Melaksanakan kepemimpinan, jika diperlukan dalam memfasilitasi proses-proses kelompok
-         Melibatkan para partisipan yang terlalu banyak bicara.
-         Menginterprestasikan dan melakukan refleksi atas apa yang diucapkan, sehingga seluruh anggota kelompok dapat memahami.
-         Membantu kelompok untuk mencapai konsensus.
-         Mempersiapkan pertemuan kelompok
-         Menyusun agenda
-         Membuat catatan kecil atau berbagai bentuk catatan lain yang sesuai
-         Mencegah kelompok keluar dari tujuan
-         Mencegah terpecahnya kelompok
-         Memahami prosedur pertemuan=pertemuan formal
-         Mengupayakan resolusi formal
-         Menginterprestasikan konstitusi
-         Memanfaatkan humor untuk meredakan ketegangan serta membangun solidaritas.
            Ketrampilan-ketrampilan ini terutama berguna untuk bekerja dengan kelompok kecil maupun kelompok-kelompok yang terpusat pada tugas, kelompok yang biasanya ditangani oleh pekerja sosial kelompok. Tanggung jawab pekerja sosial yang utama adalah meyakinkan adanya dukungan lingkungan terhadap berlangsungnya proses-proses pengembangan.
      c.   Pendidikan masyarakat.
            Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari peranan pekerja sosial masyarakat, sehingga keterampilan-keterampilan dalam pendidikan sangatlah penting. Dalam rangka untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat penting  bagi pekerja social memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan sendiri agenda pelatihan yang dibutuhkannya.
            Bebagai ketrampilan yang berkaitan dengan pendidikan , juga yang berkaitan dengan  kelompok dan interaksi interpersonal bukanlah sesuatu yang bersifat membingungkan. Keterampilan-keterampilan ini erat sekali kaitannya dengan pengalaman hidup sehari-hari dari sebagian besar orang. Seorang pekerja sosial yang baik akan selalu berusaha untuk mencari kesempatan masuk dalam upaya-upaya peningkatan landasan maupun dialog-dialog serta menghubungkan pengalaman-pengalaman seseorang dengan konteks sosial, budaya, ekonomi yang lebih luas.
      d.   Menyediakan sumber bagi struktur dan proses-proses masyarakat.
            Pekerja sosial masyarakat seringkali berupaya untuk membantu masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat dalam memperoleh informasi, sumber-sumber, ketrampilan-ketrampilan maupun tenaga ahli yang dibutuhkan dalam rangka memperkuat struktur  maupun tujuan-tujuannya sendiri. Walaupun demikian pekerja sosial tentunya tidak diharuskan untuk memberikan semua yang dibutuhkan dengan pengetahuan tentang apa yang tersedia dari berbagai sumber dan mengetahui bagaimana cara membantu masyarakat untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya. Pekerja sosial tidak diharapkan untuk tahu segalanya, melainkan dituntut untuk mengetahui dimana sumber informasi yang dibutuhkan berada.
            Ketrampilan untuk menyediakan sumber bagi proses dan struktur masyarakat ini juga tidak boleh mengingkari prinsip-prinsip pemberdayaan. Pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat lebih memberdayakan dibanding memanfaatkan sumber dari luar. Ketrampilan pekerja sosial untuk menaksir hal ini merupakan ketrampilan penting pula yang harus dimiliki.
      e.   Ketrampilan membuat tulisan
            Penting bagi seorang pekerja sosial untuk memiliki kemampuan untuk membuat tulisan. Pekerja sosial seringkali membuat beraneka ragam jenis karya tertulis. Penguasaan atas berbagai bahasa yang baik sangat menunjang dan bermanfaat dan juga diperlukan kemampuan untuk mengekspresikan gagasannya melalui berbagai tulisan yang mudah dipahami.
            Sehubungan dengan ketrampilan menulis ini pekerja sosial perlu memiliki kesadaran diri pada tingkat yang tinggi., sehingga dia mampu membuat assessment terhadap apa yang dapat dilakuikannya dan ketrampilan-ketrampilan apa yang dapat dikembangkannya.
      f.    Memberi motivasi, meningkatkan antusiasme dan mengaktifkan.
            Ketrampilan-ketrampilan pekerja sosial masyarakat yang berkaitan dengan peranan pekerja sosial dalam memberikan motivasi, meningkatkan antusiasme masyarakat merupakan keterampilan yang banyak berasal dari kepribadian pekerja sosial itu sendiri. Ketrampilan ini merupakan aktivitas yang kompleks yang dapat ditempuh pekerja sosial untuk mengembangkan ketrampilannya. Dengan demikian akan sangat berbeda sesuai dengan karakteristik dan situasi individual dari pekerja sosial tersebut.
g.      Mengatasi konflik-konflik negoisasi dan mediasi
            Ketrampilan negoisasi dan mediasi sangat penting bagi seorang pekerja sosial masyarakat. Ketrampilan ini meliputi berbagai ketrampilan yang akan diperoleh oleh pekerja sosial karena unsur kemanusiannya. Akan tetapi diperlukan cara khusus untuk memanfaatkannya. Terdapat banyak kursus-kursus yang ditujukan untuk melatih penanganan konflik, usaha-usaha mediasi dan negoisasi, Dengan demikian, seperti juga ketrampilan-ketrampilan lain, pekerja sosial masyarakat harus mengembangkan kesadaran nilai yang kuat terhadap isu-isu struktural.
      h.   Perwakilan/representatif dan advokasi.
            Untuk mampu memerankan fungsi advokasi, pekerja sosial harus memiliki ketrampilan untuk mendengar serta memahami masyarakat dan mampu menampilkan kasus yang dihadapi masyarakat pada forum-forum lain. Tugas untuk mendengar dan memahami masyarakat, pekerja sosial perlu memiliki penerimaan serta responsivitas yang didukung oleh kemampuan untuk mendengar, melakukan interprestasi maupun kemampuan untuk memahami situasi yang dihadapi. Sedangkan tugas untuk menampilkan kasus yang dihadapi kepada forum lain, pekerja sosial perlu memiliki ketrampilan untuk memaparkan secara jelas, tegas dan kemampuan-kemampuan komunikasi.
            Hanya dengan kombinasi dari berbagai ketrampilan tersebut, pekerja sosial mampu memerankan diri sebagai pembela yang efektif. Selain itu pekerja sosial juga harus sadar tentang problematik dari peranan advokasi.
      i.    Presentasi publik
            Presentasi kepada publik merupakan keterampilan penting lain yang harus dikembangkan oleh pekerja sosial. Seringkali pekerja sosial harus membuat presentasi kepada publik, baik dalam masyarakat itu sendiri maupun diluar masyarakat. Hal ini dapat dilakukan secara efektif, jika pekerja sosial masyarakat itu mampu menyampaikan suatu bahasan secara jelas, lancar dan menarik.  Presentasi kepada publik perlu didukung oleh kemampuan untuk menggunakan alat bantu audio visual.
j.       Bekerja dengan media massa.
            Terdapat berbagai keterampilan penting yang berkaitan dengan pemanfaatan media massa ini. Hal ini meliputi pengetahuan tentang trik-trik untuk menghadapi suatu interview atau menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sulit, mengetahui bagaimana menyampaikan pesan dalam suatu interview, mampu membuat tulisan-tulisan yang akan disampaikan kepada media massa. Prinsip utama dalam membuat tulisan untuk mengisi media massa adalah dengan membuat tulisan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan secara langsung oleh wartawan. Gaya tulisan dalam surat kabar seringkali sangat berbeda dengan tulisan ilmiah. Sehingga diperlukan nasehat dari orang-orang yang memiliki ketrampilan membuat tulisan-tulisan dalam media massa seperti itu.
      k.   Manajemen dan organisasi.
            Banyak pekerjaan-pekerjaan pengembangan masyarakat yang berhasil berkat adanya organisasi dan manajemen yang efektif. Mungkin lebih dari berbagai aktivitas lain, manajemen dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting yang perlu dilakukan orang-orang yang sangat profesional.
            Pekerja sosial masyarakat tidaklah diharapkan menjadi seorang manajer, melainkan membantu masyarakat untuk mengatur urusan-urusannya sendiri, bukannya menyerahkan tugas-tugas tersebut kepada seorang manajer profesional. Ketrampilan sederhana yang diperlukan oleh pekerja sosial adalah melakukan sesuatu secara terorganisir. Istilah efisien dan organisasi ini dipahami oleh terminologi.
      l.    Penelitian.
            Tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial membutuhkan ketrampilan dalam bidang penelitian dasar, penelitian ini bukanlah suatu penelitian yang sangat kompleks, melainkan pengumpulan dan analisis data dasar yang relevan secara sistematis. Hal ini meliputi kemampuan dalam memanfaatkan data sensus , catatan-catatan pemerintah lokal, merancang dan melaksanakan survey kebutuhan, melakukan evaluasi dan sebagainya. Para pekerja sosial yang tidak memiliki latar belakang penelitian perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan penelitian sesuai dengan kebutuhan praktek. Selain itu pekerja sosial juga memperoleh ketrampilan penelitian ini dengan membaca berbagai buku atau makalah-makalah yang relevan.
2.6    Teknik-Teknik Dalam COCD
            Penerapan model/pendekatan/metode pengembangan masyarakat perlu menerapkan taktik/teknik yang tepat. Hal penting yang juga menjadi perhatian adalah bahwa setiap upaya perubahan dalam masyarakat, selalu berkaitan dengan persoalan alokasi sumber yang bersifat terbatas. Terdapat 4 aspek utama yang disarankan Brager
dalam pemilihan taktik pemberian pelayanan, yaitu:
        Taktik yang akan diterapkan harus terencana dengan baik
        Taktik yang dipilih digunakan untuk menghasilkan respon-respon spesifik
        Pemilihan taktik dilakukan dengan melibatkan interaksi dengan orang lain
        Pemilihan taktik harus berorientasi pada tujuan (goal oriented).
            Brager (1987) dan Holloway (1978) membagi 3 jenis teknik (taktik) dalam pengembangan masyarakat:
1.   Kolaborasi (kerjasama)
            Kolaborasi dilakukan apabila sistem sasaran setuju (mudah teryakinkan untuk sepakat) dengan sistem kegiatan mengenai perlunya perubahan dan dukungan alokasi sumber. Ada dua jenis teknik kolaborasi, yaitu:
a.        Implementasi
            Digunakan manakala sistem kegiatan dan sistem sasaran bekerja sama dengan             kesepakatan akan perubahan yang diinginkan serta adanya dukungan pengambil             keputusan akan alokasi dana yang dibutuhkan.
b.       Membangun kapasitas (capacity building) yang dilakukan melalui :
-        Partisipasi, mengacu pada kegiatan-kegiatan yang berupaya untuk melibatkan           anggota sistem klien dalam usaha perubahan.
2.       Kampanye (penyuluhan sosial)
          Teknik ini diperlukan untuk dilakukan apabila sistem sasaran tidak menolak untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi konsensus akan perlunya perubahan belum tercapai, atau sistem sasaran mendukung perubahan tetapi tidak ada alokasi sumber untuk perubahan tersebut.
1.  Teknik Edukasi
Sistem perubahan berinteraksi dengan sistem sasaran dengan menyajikan berbagai persepsi, sikap, opini, data dan informasi mengenai perubahan yang diinginkan, dengan tujuan untuk meyakinkan sistem sasaran mengubah cara berpikir atau bertindaknya, yang selama ini dianggap kurang sejalan dengan perubahan yang diperlukan.
2.      Teknik Persuasi
Mengacu pada seni untuk meyakinkan orang lain agar menerima dan mendukung pandangan-pandangannya atau persepsinya mengenai suatu isu:
-          Kooptasi (cooptation)
                      Meminimalkan kemungkinan terjadinya oposisi dengan cara menyerap atau melibatkan anggota-anggota sistem sasaran ke dalam sistem kegiatan. Pelibatan anggota kelompok sasaran secara individual disebut “informal cooptation”, sedangkan melibatkan sistem sasaran secara kelompok disebut ‘formal cooptation”.
-           Lobi (Lobbying)
                      Lobi adalah bentuk persuasi yang mengarah pada perubahan kebijakan di bawah jelajah sistem pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para elit yang menjadi kunci dalam perumusan kebijakan.
-Penggunaan Media Massa
Mengembangkan dan menayangkan cerita-cerita yang bernuansa berita ke dalam media-media elektronik maupun cetak dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat umum. Teknik ini digunakan untuk mendesak para pengambil keputusan untuk menyepakati cara-cara pemecahan masalah yang telah teridentifikasi.
3.       Kontes
         Kontes dilakukan apabila sistem sasaran tidak setuju dengan perubahan dan atau alokasi sumber dan masih terbuka bagi terjadinya komunikasi mengenai ketidaksepakatan ini. Kegiatan yang termasuk kategori teknik ini, adalah:
a.   Tawar menawar (bargaining) dan negosiasi
b.   Aksi masyarakat (social action)
2.7    Peranan Pekerja Sosial Masyarakat
1.   Peranan Fasilitatif
Peranan-peranan yang dikelompokan sebagai peran fasilitatif adalah peranan yang berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat.
a.        Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang penting dalam praktek pekerjaan sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk mengilhami, menyemangati, mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi orang lain untuk tindak.
b.        Mediasi dan Negosiasi
Pekerja sosial masyarakat akan sering berhadapan dengan konflik-konflik ini, seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang berperan sebagai mediator.
c.        Dukungan ( support )
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang sangat penting adalah untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang dilibatkan dalam struktur dan aktivitas masyarakat.
d.        Membangaun Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari peranan mediasi yang dibahas sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan umum/bersama, mengidentifikasi alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat untuk mengarah pada kesepakatan yang dapat diterima oleh orang lain.
e.        Fasilitasi Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial masyarakat akan memainkan peranan fasilitas dengan suatu kelompok, apakah secara formal sebagai seorang pemimpin, atau secara informal sebagai anggota kelompok yang mampu membantu kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
f.         Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah untuk mengidentifikasi dan menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu masyarakat untuk melihat bagaimana sumber-sumber itu dapat digunakan.
g.        Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang “membuat sesuatu terjadi”. Peranan ini memerlukan peranan berfikir apa yang perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa hal itu terjadi.
2.               Peranan edukasional
            Kategori kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat adalah peranan edukasional. Jika pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat dalam menstimulasi dan mendukung proses-proses masyarakat, maka peranan edukasional menuntut pekerja lebih aktif dalam setting agenda. Peranan seorang pekerja sosial masyarakat terdiri atas:
a.        Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan pribadi  dengan politik, atau individu dengan struktural.
b.        Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan kepada orang/masyarakat dapat menjadi peranan yang sangat  bermanfaat bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
c.        Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan hal yang besar dan bahwa kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya, maka pekerja sosial masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan konsekuensi-konsekuensi tindakannya.
d.        Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat khusus, peranan ini secara sederhanan menyangkut mengajar orang-orang atau masyarakat bagaimana melakukan sesuatu.
3.               Peranan representasi
                Istilah peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan pekerja sosial masyarakat dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar, demi kepentingan atau keuntungan masyarakat. Peranan-peranan ini antara lain:
a.        Memperoleh Sistem Sumber
Disatu sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang mungkin    diperoleh dari  dalam  masyarakat, namun ada waktunya bila seorang pekerja sosial masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
b.         Advokasi
Disini pekerja sosial masyarakat mewakili kepentingan individu, kelompok dan masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka pada urusan yang lebih baik. Peranan advokasi merupakan peranan yang sangat berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja sosial masyarakat mudah berada/masuk dalam posisi yang berwenang.
c.      Media Massa
Pekerja sosial masyarakat dalam beberapa hal perlu menggunakan media secara efektif. Peranan ini menyangkut kemampuan pekerja sosial masyarakat dalam penerbitan, melakukan interview di radio, televise atau media cetak atau partisipasi dalam suatu debat atau forum.
d.    Hubungan Masyarakat
Pekerja sosial masyarakat perlu menyadari tentang image yang perlu diproyeksikan oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan image/gagasan yang tepat dalam konteks yang lebih luas.
e.    Jaringan Kerja
Jaringan kerja berarti membangun hubungan dengan banyak orang, dan mampu memanfaatkan mereka untuk mempengaruhi perubahan.
f.     Berbagai Pengetahuan dan Pengalaman
Pekerja sosial perlu saling membagi pengalaman dengan orang lain, baik dengan sesame pekerja sosial masyarakat maupun dengan anggota masyarakat.
4.               Peranan teknikal
a.    Pengumpulan dan analisa data
Peranan ini berkaitan dengan peranan pekerja sosial masyarakat dalam penelitian sosial. Menggunakan berbagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial untuk mengumpulkan data yang relevan dan untuk menganalisa dan menyajikannya.
b.     Penggunaan Komputer
Sangatlah penting bagi pekerja sosial masyarakat untuk mampu menggunakan computer, selain itu penggunaan computer dapat menjadi bagian dari strategi pengembangan masyarakat untuk membantu anggota masyarakat lainnya dalam memperoleh keterampilan computer.
c.        Persentasi Lisan dan Tulisan
Pekerja Pekerja sosial masyarakat pasti membuat tulisan-tulisan, tulisan-tulisan ini mencakup laporan tertulis, pengeluaran dana, laporan-laporan pertemuan, kertas diskusi dan surat-surat.
d.        Manajemen
Peranan manajemen menjadi penting pada saat pertanggung jawaban pengelolaan proyek. Pada level masyarakat, konsep-konsep seperti manajemen menengah tidak diterapkan secara normal.
e.        Kontrol Finansial
Peranan teknis yang terakhir adalah manajemen keuangan. Dalam bidang ini, biasanya pekerja sosial masyarakat memiliki latar belakang atau pengalaman sedikit dalam hal ini, dan mungkin akan lebih baik bila ia mencari asisten yaitu orang yang.












BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
              Asumsi dasar pengorganisasian dan pengembangan masyarakat adalah sebagai sebuah adalah suatu proses untuk membantu masyarakat agar dapat menggali dan menggerakkan sumber- sumber yang ada untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan. Tujuan utama metode pengorganisasian dan pengembangan masyarakat adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial.
              Sebagai sebuah metode dalam profesi pertolongan, Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dfidasarkan pada kerangka pekerjaan sosial. Ada prinsip-prinsip, model-model pendekatan, teknik-teknik dalam praktek dan keterampilan-keterampilan dasar yang harus diperhatikan serta adanya peranan pekerjaan sosial dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
              Sebagaimana prinsip pekerjaan sosial “ to helf people to help themself ” yang berati pekerjaan sosial membantu masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri. Maka metode COCD membantu masyarakat agar mampu secara mandiri untuk memobilisir dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada secara mandiri.








DAFTAR PUSTAKA
Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner dan Steven L. McMurtry.2004.Social Work Macro Practice (third edition).Boston:Allyn and Bacon.

Suharto,edi. 1997.  Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Sekolah tinggi kesejahteraan sosial bandung. Bandung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar