BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pekerjaan sosial merupakan suatu
profesi pertolongan untuk membantu individu, kelompok, dan
masyarakat dalam keberfungsian sosialnya. Prinsip pertolongan pekerjaan sosial
adalah “ to help people to help them self ” yang berarti setiap
perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien
sendiri, dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan
klien mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa tujuan dari kesejahteraan sosial adalah memperbaiki kualitas
hidup masyarakat melalui pendayaagunaan sumber yang ada dengan menekankan
adanya partipasi sosial serta menciptakan kondisi kehidupan yang memungkinkan
mereka mencapai tujuan. Sehingga
metode pelayanan masyarakat dalam praktek pekerjaan sosial dapat dilakukan
dengan cara Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat atau dikenal dengan
istilah CO/CD (Community Organization/Community Development). Proses dalam
melakukan pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat merupakan point penting bagaimana pelaku perubahan berkiprah ataupun
membangun masyarakat untuk mandiri dan mampu berkembang menjadi masyarakat yang
fungsional.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah antara lain:
1.
Apa yang dimaksud
dengan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat?
2.
Apa tujuan dari
COCD?
3.
Apa prinsip
–prinsip dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?
4.
Keterampilan-keterampilan
dasar apa dalam pengorganisasian dan pengembangan
msyarakat?
5.
Apa peran pekerja
sosial dalam pengembangan masyarakat?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini
1.
Menjelaskan
definisi dari COCD
2.
Menjelaskan tujuan dan
fungsi dari COCD
3.
Menjelaskan
prinsip-prinsip dalam pengembangan masyarakat.
4.
Menjelaskan
teknik-teknik dalam COCD
5.
Memahami peranan
pekerjaan sosial dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi COCD (Community Organization Community
Development)
Community
Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara
kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu
masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958). Community Work adalah
suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)
Masyarakat
dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah
‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya
RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan. Asumsi dasar pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat sebagai berikut
:
1.
Suatu Proses
Pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat dipandang sebagai suatu siklus maupun paradigma
yang berkesinambungan berupa perubahan dari suatu tahap ke tahap berikutnya
yaitu tercapainya masyarakat mandiri.
2. Suatu Metode
Menitik
beratkan pada cara yang dilakukan yaitu partisipasi masyarakat dan
pengorganisasian masyarakat
3.
Suatu Program
Didalamnya
terdapat unsur proses, metode, cara-cara tertentu dan titik beratnya pada
pencapaian tujuan organisasi dan penyelesaian dari serangkaian kegiatan yang
terukur secara kualitas dan bisa dilaporkan
4. Suatu
Gerakan
Merupakan
suatu usaha untuk memberantas hal-hal yang tidak baik sehingga masyarakat
menjadi komitmen dan dirancang untuk meningkatkan kehidupan bagi semua warga
masyarakat melalui partisipasi aktif
Pengertian
secara umum adalah suatu proses untuk membantu masyarakat agar dapat menggali
dan menggerakkan sumber- sumber yang ada untuk mengatasi masalah atau memenuhi
kebutuhan.
2.2
Fungsi COCD
Pengembangan
dan pengorganisasian masyarakat memiliki fungsi antara lain:
a.
Untuk memperoleh data
dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang
sehat
b.
Memulai mengembangkan
dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian
yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
c.
Meningkatkan standar
pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga
d.
Meningkatkan dan
memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara organisasi,
kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha
kesejahteraan sosial
e.
Mengembangkan
pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan sosial
f.
Mengembangkan dukungan
dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan sosial
Disisi
lain, tujuan utama dari pengembangan dan pengorganisasian masyarakat adalah
untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber
yang ada pada mereka serta menekankan pada partisipasi sosial.
2.3
Prinsip Pengembangan Masyarakat
Prinsip-prinsip
pengembangan masyarakat adalah landasan dasar yang harus dimiliki oleh seorang
pekerja sosial masyarakat, dan ini harus terinternalisasi dalam diri pekerja
sosial masyarakat.
1.
Pembangunan yang
terintegrasi
Pembangunan
sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan personal/spiritual, semuanya mewakili
aspek-aspek esensial dari kehidupan masyarakat. Pengembangan aspek-aspek
tersebut “menyatu” dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu, suatu program
pengembangan masyarakat harus memperhitungkan seluruh aspek tersebut.
2.
Hak Asasi Manusia
Pemahaman
dan komitmen terhadap HAM penting bagi pekerja sosial pada setting makro, baik
dalam pengertian negatif maupun positif. Dalam pengertian negatif, bahwa hak-hak
manusia itu dijadikan alat untuk menetapkan keputusan-keputusan dan pelaksanaan
dalam pencapaian tujuan. Dalam pengertian yang lebih positif, pencapaian tujuan
deklarasi umum hak-hak azazi manusia dapat digunakan sebagai tujuan bagi
pengembangan masyarakat.
3.
Berkelanjutan
Berbagai
aktivitas pengembangan masyarakat harus terjadi dalam suatu kerangka kerja yang
mampu mendukung praktik pekerjaan sosial sehingga dapat dipertahankan
keberlangsungannya.
4.
Pemberdayaan
Aktivitas
pengembangan masyarakat harus mampu memberikan sumber-sumber, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan kepada “mereka” untuk menentukan diri mereka
sendiri dan untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan.
5.
Aspek personal dan
politik
Dalam
aktivitas pengembangan masyarakat aspek politis akan menjadi bagian dari
masalah individu, dan sebaliknya. Kurangnya pemahaman akan interaksi dalam hal
ini membuat potensi pengembangan masyarakat menjadi terbatas.
6.
Hak milik
masyarakat
Aktivitas
pengembangan masyarakat bertujuan memperluas kekayaan/potensi/sumber masyarakat
serta berusaha membangun mereka. Dalam pengertian ini terdapat dua aspek,
yaitu: kepemilikan terhadap barang (material) dan non material, seperti
kepemilikan atau keterlibatan dalam struktur dan proses.
7.
Kepercayaan diri
Pengembangan
masyarakat berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-sumber yang ada
(sumber sendiri) semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemampuan dan
kepercayaan diri masyarakat itu sendiri.
8.
Tidak tergantung
pada negara
Sesuai
dengan prinsip sebelumnya, suatu pendekatan pengembangan masyarakat akan
berusaha meminimalkan dana dari pemerintah, agar masyarakat tidak menjadi
tergantung.
9.
Tujuan jangka
pendek dan visi akhir
Dalam
pekerjaan sosial masyarakat selalu terdapat ketergantungan antara pencapaian tujuan jangka pendek dan visi
akhir dari masyarakat, atau antara tujuan proses dan tujuan akhir.
10. Pengembangan organisasi
Pengembangan
organisasi memiliki arti bahwa masyarakat akan merasa bangga atau terhormat
sesuai dengan nilai dari atribut khusus masyarakat apabila diizinkan dan
didukung untuk berkembang dalam mencari unitnya sendiri, Hal ini dilakukan
dengan memahami kompleksnya hubungan antara masyarakat dengan lingkungan.
11. Langkah-langkah pengembangan
Pengembangan
masyarakat yang berhasil akan bergerak berdasarkan langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja
masyarakat yang berhasil akan menilai dari langkah dan tindakan itu.
12. Keahlian eksternal
Masing-masing
masyarakat mengembangkan pengalaman dengan caranya sendiri. Namun demikian,
masyarakat dapat belajar dari pengalaman daerah lain tetapi tidak harus meniru serupa
dengan mereka.
13. Membangun masyarakat
Dalam
beberapa kondisi, pengembangan masyarakat menjadi tujuan khusus dari proses
membangun masyarakat.
14. Proses dan hasil
Proses
itu sendiri merupakan hal yang penting dalam menentukan proses dan pencapaian
tujuan pengembangan masyarakat. Untuk itu, seorang pekerja sosial masyarakat
dalam upaya pengembangan masyarakat harus memperhatikan proses yang terjadi dan
hasil yang dicapai.
15. Integritas dari proses
Pendekatan
proses yang digunakan dalam membangun masyarakat adalah merupakan hal yang
penting dan benar, apabila hal tersebut dilakukan didasarkan pada arah dan
tujuan yang ingin dicapai.
16. Tanpa kekerasan
Aktivitas
pengembangan masyarakat tidak diarahkan pada tindakan yang memicu terjadinya
kekerasan seperti yang sering terlihat dalam berbagai bentuk tindak kekerasan
fisik, yaitu militerisasi, kekerasan dalam rumah tangga, dll.
17. Keikutsertaan/keterlibatan
Pengembangan
masyarakat membutuhkan proses yang melibatkan seluruh masyarakat.
18. Kesepakantan
Konsensus
dilakukan atas dasar persetujuan seluruh masyarakat dengan maksud untuk mencari
jalan keluar atau pemecahan yang disepakati oleh setiap golongan masyarakat.
19. Kerjasama
Kerjasama
antara masyarakat dapat membuktikan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam
jangka waktu yang lama.
20. Partisipasi
Pengembangan
masyarakat harus selalu memaksimalkan partisipasi setiap orang dalam masyarakat
yang diwujudkan secara aktif dalam proses dan kegiatan pengembangan.
21. Mendefinisikan kebutuhan
Pengembangan
masyarakat harus memperhatikan aspek
kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, konsumen, tenaga kerja dan
sumberdaya. Bermacam-macam
kebutuhan baik yang bersifat progresif maupun regresif yang akan didefinisikan,
memerlukan peranan semua orang.
22. Struktur yang merugikan
Pengembangan
masyarakat harus konsisten dengan prespektif keadilan sosial dan akan selalu
memperhitungkan adanya penekanan-penekanan yang terjadi baik dalam bentuk kelas
sosial,gender,dan ras/etnik. Pengembangan
masyarakat harus menjamin bahwa mereka tidak dapat memperkuat bentuk-bentuk
penekanan secara struktural.
Selain dari
prinsip di atas, pandangan lain yang menyebutkan prinsip dari pengorgansasian
dan pengembangan masyarakat antara lain:
a.
Keseimbangan artinya mencari keseimbangan
antara kebutuhan dengan sumber yang ada di masyarakat
b.
Individualisasi artinya masyarakat yg satu
berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c.
Penerimaan artinya masyarakat harus
dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/program
d.
Partisipasi artinya semua unsur masyarakat
harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam kegiatan
e.
Perubahan dinamis artinya pada dasarnya masyarakat
tidak statis tetapi dinamis sehingga terjadinya perubahan-perubahan yang harus
disesuaikan dengan kondisi-kondisi dan kemampuan masyarakat
f.
Interdependensi artinya semua unsur yang ada
dalam masyarakat tersebut selalu tergantung dan tidak ada yang mampu tanpa
berhubungan dengan yang lain. Aplikasi
pekerjaan sosial artinya proses
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat menjadi bagian yang integral dari
pekerjaan sosial. Prinsip- prinsip peksos harus diterapkan didalam seluruh
kegiatannya.
2.4
Model-Model
Pendekatan Intervensi
1.
Model Pengembangan
Masyarakat Lokal (Locality Develepment)
Model
ini biasa juga disebut community
development. Model ini
memandang bahwa perubahan
atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik melalui suatu
partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Model ini menuntut adanya keterlibatan
berbagai golongan atau lapisan masyarakat (termasuk yang kurang beruntung
ataupun struktur kekuasaan), terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan
permasalahan yang mereka hadapi.
Yang menjadi sasaran dari model
ini masyarakat pada level grass root (akar rumput) yang kurang memiliki
kemampuanbekerjasama dan memanfaatkan sistem sumber baik di pedesaan maupun
perkotaan. Tujuannya adalah menolong masyarakat lokal dalam menemukan masalah,
kebutuhan, potensi dan sumber-sumber; membuat rencana pembangunan;mendampingi
pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tertentu hingga masyrakat mampu
melakukannya sendiri.
Peranan
dari pekerja sosial yang menonjol dari model ini adalah: Enabler, mempercepat
pencapaian hasil, coordinator, serta guru dalam meningkatkan keterampilan untuk
memecahkan masalah serta dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan etik.
Model
ini menggangap bahwa konflik antara berbagai kelompok kepentingan yang terjadi
dapat ditangani secara kreatif dan konstruktif. Model ini berupaya untuk mendorong agar mengekspresikan
aspirasi mereka yang beragam secara bebas, akan tetapi model ini juga yakin
bahwa kelompok-kelompok tersebut akan menyampingkan kepentingan-kepentingan
pribadinya demi pencapaian bersama.
Tema
sentral dari model adalah: “Bersama ktia ungkapkan apa yang harus kita lakukan,
dan laksanakan secara bersama pula”. Model ini berupaya untuk memaksimalkan
pemanfaatan diskusi dan komunikasi antar kelompok dalam masyarakat untuk
mencapai kesepakatan mengenai focus masalah yang dihadapi serta strategi atau
kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
2.
Model Perencanaan
Sosial (Social Planning)
Model
ini terutama menekankan pada suatu proses teknik dalam memecahkan masalah.
Model ini meyakini bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan
lingkungan yang kompleks (biasanya masyarakat industri) memerlukan seseorang
perencana yang memiliki keterampilan serta terlatih dan mampu membimbing
masyarakat dalam melakukan proses perubahan yang kompleks.
Peranan
sebagai seorang tenaga ahli sangat ditekankan dalam model ini untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Seorang perencana atau tenaga ahli ini biasanya bekerja
sebagai pegawai pada suatu bagian dari struktur kekuasaan, seperti
pemerintahan, suatu yayasan, lembaga dan sebagainya. Karena dia bekerja sebagai
pegawai pada bagian dari struktur kekuasaan ini, maka terdapat kecenderungan
untuk mengutamakan kepentingan-kepentingan dari struktur kekuasaan tersebut.
Upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, pada umumnya kurang
mendapat perhatian dalam model ini.
Peranan
perencanaan dalam model ini meliputi pengumpulan data-fakta, menganalisis data,
dan bekerja sebagai perancang program. Partisipasi masyarakat dalam model ini
dipandang secara sangat bervariasi. Mulai yang sangat kecil sampai yang
moderat/cukupan, tergantung dari sikap masyarakat terhadap masalah yang ingin
dipecahkan. Focus utama dari model ini terletak pada upaya untuk
mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat serta melakukan perancangan pemberian
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.Tema sentral dari model
ini adalah : “dapatkanlah data, kemudian lakukan tahapan berikut secara
rasional”.
3.
Model Aksi Sosial
(Social Action)
Model
ini memiliki pandangan bahwa di dalam masyarakat yang bersangkutan, terdapat
suatu bagian/kleompok yang kurang beruntung (yang seringkali tertindas) yang
perlu dibantu, diorganisasikan dalam rangka menekan struktur kekuasaan yang
menindasnya. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber atau perlakuan
yang lebih baik sesuai dengan asa demokrasi dan keadilan.
Model ini seringkali
juga dilakukan untuk melakukan perubahan pada institusi-institusi utama,
seperti institusi ekonomi, pasar, maupun kebijakan tertentu. Model ini terutama
dilakukan untuk mencapai redistribusi sumber maupun kekuasaan (power). Model social action
menekankan pada gerakan pembangunan sosial yang dilakukan secara partisipatif (collective action). Pembangunan
dilakukan sebagai gerakan moral yang lebih mengutamakan pembangunan modal
sosial
Peranan pekerja sosial dalam hal ini
meliputi : peranan sebagai pembela, penggerak, activist, pemberi semangat juang/partisipan,
dan negosiator. Strategi atau taktik yang digunakan dalam model ini meliputi :
prostest, boycotts, konfrontasi, dan negosiasi.
Tema
sentral dari model ini adalah : “marilah kita galang kekuatan untuk mengubah
penindas kita”. System klien dalam model ini dipandang sebagai “korban” dari
penindasan struktur kekuasaan. Model social action ini tidak banyak dilakukan
pekerja social (bahkan di Negara maju sekalipun). Banyak pekerja sosial yang terlibat dalam
kegiatan social action ini akan mendapat sanksi dari lembaga yang
mempekerjakannya, mendapatkan penurunan jabatan, atau bahkan pemutusan hubungan
kerja. Oleh karena itu, model ini seringkali dimodifikasi sedemikian rupa,
sehingga strategi atau taktik yang terlalu radikal diperlunak sampai batas-batas
tertentu.
2.5
Keterampilan-Keterampilan Dalam COCD
Ketrampilan pekerja sosial berikut ini merupakan ketrampilan inti
dalam pekerjaan sosial dengan masyarakat yang sangat penting bagi sebagian
pekerjaan sosial dalam setting apapun dia bekerja.
a. Komunikasi personal.
Ketrampilan
komunikasi interpersonal secara baik merupakan ketrampilan yang sangat vital.
Kemampuan komunikasi tersebut membutuhkan kemampuan untuk
-
Memulai suatu komunikasi atau percakapan
-
Menyimpulkan komunikasi atau percakapan
-
Mengupayakan agar suatu percakapan yang terfokus
-
Menyadari pentingnya lingkungan fisik dalam komunikasi personal.
-
Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-
Memahami dan mengnterprestasikan apa yang diucapkan
-
Menjaga lawan bicara tetap nyaman
-
Mengajukan pertanyaan secara tepat
-
Mendorong lawan bicara untuk mengungkapkan implikasi dari apa yang
sedang didiskusikan
-
Mengungkapkan kesan dalam bahasa yang mudah dipahami
-
Mendorong keseriusan
-
Meyakinkan bahwa interaksi yang terjadi adalah umum sebuah dialog
bukan permainan kekuatan dan kendali
-
Menyadari adanya perbedaan budaya dan memiliki sensitivitas dalam
komunikasi
-
Menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat komunikasi
-
Menyadari kendala waktu dan prioritas orang lain.
Program-program pelatihan ketrampilan komunikasi interpersonal secara
lebih efektif. Pada kenyataannya akan memberikan feed back serta mendorong
kesadaran dan refleksi kritis. Sebagai suatu konteks dimana refleksi kritis
dapat dilakukan, maka pelatihan-pelatihan seperti sangat bermanafaat bagi
seorang pekerja sosial masyarakat.
b. Kelompok dan pertemuan
Banyak
waktu yang dimiliki oleh pekerja sosial tercurah dalam kelompok kecil. Dengan
demikian pekerja sosial harus melakukan tugas-tugas tersebut yang memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang meliputi kemampuan untuk :
-
Mengamati dan sadar tentang dinamika kelompok
-
Menyadari pengaruh faktor budaya dan gender yang mungkin menghalangi
seseorang untuk berpartisipasi secara penuh
-
Memahami pentingnya lingkungan fisik
-
Berbicara dalam kelompok secara efektif
-
Melaksanakan kepemimpinan, jika diperlukan dalam memfasilitasi
proses-proses kelompok
-
Melibatkan para partisipan yang terlalu banyak bicara.
-
Menginterprestasikan dan melakukan refleksi atas apa yang diucapkan, sehingga
seluruh anggota kelompok dapat memahami.
-
Membantu kelompok untuk mencapai konsensus.
-
Mempersiapkan pertemuan kelompok
-
Menyusun agenda
-
Membuat catatan kecil atau berbagai bentuk catatan lain yang sesuai
-
Mencegah kelompok keluar dari tujuan
-
Mencegah terpecahnya kelompok
-
Memahami prosedur pertemuan=pertemuan formal
-
Mengupayakan resolusi formal
-
Menginterprestasikan konstitusi
-
Memanfaatkan humor untuk meredakan ketegangan serta membangun
solidaritas.
Ketrampilan-ketrampilan ini terutama berguna untuk bekerja dengan
kelompok kecil maupun kelompok-kelompok yang terpusat pada tugas, kelompok yang
biasanya ditangani oleh pekerja sosial kelompok. Tanggung jawab pekerja sosial
yang utama adalah meyakinkan adanya dukungan lingkungan terhadap berlangsungnya
proses-proses pengembangan.
c. Pendidikan masyarakat.
Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dari peranan pekerja sosial masyarakat,
sehingga keterampilan-keterampilan dalam pendidikan sangatlah penting.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat penting bagi pekerja social memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
menentukan sendiri agenda pelatihan yang dibutuhkannya.
Bebagai ketrampilan yang berkaitan dengan pendidikan , juga yang
berkaitan dengan kelompok dan interaksi
interpersonal bukanlah sesuatu yang bersifat membingungkan. Keterampilan-keterampilan ini erat sekali kaitannya dengan pengalaman hidup sehari-hari
dari sebagian besar orang. Seorang pekerja sosial yang baik akan selalu
berusaha untuk mencari kesempatan masuk dalam upaya-upaya peningkatan landasan
maupun dialog-dialog serta menghubungkan pengalaman-pengalaman seseorang dengan
konteks sosial, budaya, ekonomi yang lebih luas.
d. Menyediakan sumber bagi struktur dan
proses-proses masyarakat.
Pekerja
sosial masyarakat seringkali berupaya untuk membantu masyarakat atau
kelompok-kelompok masyarakat dalam memperoleh informasi, sumber-sumber,
ketrampilan-ketrampilan maupun tenaga ahli yang dibutuhkan dalam rangka
memperkuat struktur maupun
tujuan-tujuannya sendiri. Walaupun demikian pekerja sosial tentunya tidak diharuskan untuk
memberikan semua yang dibutuhkan dengan pengetahuan tentang apa yang tersedia
dari berbagai sumber dan mengetahui bagaimana cara membantu masyarakat untuk
memperoleh apa yang dibutuhkannya. Pekerja sosial tidak diharapkan untuk tahu
segalanya, melainkan dituntut untuk mengetahui dimana sumber informasi yang
dibutuhkan berada.
Ketrampilan
untuk menyediakan sumber bagi proses dan struktur masyarakat ini juga tidak
boleh mengingkari prinsip-prinsip pemberdayaan. Pemanfaatan sumber-sumber yang
ada dalam masyarakat lebih memberdayakan dibanding memanfaatkan sumber dari
luar. Ketrampilan pekerja sosial untuk menaksir hal ini merupakan ketrampilan
penting pula yang harus dimiliki.
e. Ketrampilan membuat tulisan
Penting
bagi seorang pekerja sosial untuk memiliki kemampuan untuk membuat tulisan.
Pekerja sosial seringkali membuat beraneka ragam jenis karya tertulis.
Penguasaan atas berbagai bahasa yang baik sangat menunjang dan bermanfaat dan
juga diperlukan kemampuan untuk mengekspresikan gagasannya melalui berbagai
tulisan yang mudah dipahami.
Sehubungan dengan ketrampilan menulis ini pekerja sosial perlu
memiliki kesadaran diri pada tingkat yang tinggi., sehingga dia mampu membuat
assessment terhadap apa yang dapat dilakuikannya dan ketrampilan-ketrampilan
apa yang dapat dikembangkannya.
f. Memberi motivasi, meningkatkan antusiasme
dan mengaktifkan.
Ketrampilan-ketrampilan
pekerja sosial masyarakat yang berkaitan dengan peranan pekerja sosial dalam
memberikan motivasi, meningkatkan antusiasme masyarakat merupakan keterampilan
yang banyak
berasal dari kepribadian pekerja sosial itu sendiri. Ketrampilan ini merupakan
aktivitas yang kompleks yang dapat ditempuh pekerja sosial untuk mengembangkan
ketrampilannya. Dengan
demikian akan sangat berbeda sesuai dengan karakteristik dan situasi individual
dari pekerja sosial tersebut.
g. Mengatasi konflik-konflik negoisasi dan
mediasi
Ketrampilan
negoisasi dan mediasi sangat penting bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
Ketrampilan ini meliputi berbagai ketrampilan yang akan diperoleh oleh pekerja
sosial karena unsur kemanusiannya. Akan tetapi diperlukan cara khusus untuk
memanfaatkannya. Terdapat banyak kursus-kursus yang ditujukan untuk melatih
penanganan konflik, usaha-usaha mediasi dan negoisasi, Dengan demikian, seperti
juga ketrampilan-ketrampilan lain, pekerja sosial masyarakat harus
mengembangkan kesadaran nilai yang kuat terhadap isu-isu struktural.
h. Perwakilan/representatif dan advokasi.
Untuk
mampu memerankan fungsi advokasi, pekerja sosial harus memiliki ketrampilan
untuk mendengar serta memahami masyarakat dan mampu menampilkan kasus yang
dihadapi masyarakat pada forum-forum lain. Tugas untuk mendengar dan memahami
masyarakat, pekerja sosial perlu memiliki penerimaan serta responsivitas yang
didukung oleh kemampuan untuk mendengar, melakukan interprestasi maupun
kemampuan untuk memahami situasi yang dihadapi. Sedangkan tugas untuk menampilkan
kasus yang dihadapi kepada forum lain, pekerja sosial perlu memiliki
ketrampilan untuk memaparkan secara jelas, tegas dan kemampuan-kemampuan
komunikasi.
Hanya
dengan kombinasi dari berbagai ketrampilan tersebut, pekerja sosial mampu
memerankan diri sebagai pembela yang efektif. Selain itu pekerja sosial juga
harus sadar tentang problematik dari peranan advokasi.
i. Presentasi publik
Presentasi
kepada publik merupakan keterampilan penting lain yang harus dikembangkan oleh pekerja sosial. Seringkali
pekerja sosial harus membuat presentasi kepada publik, baik dalam masyarakat
itu sendiri maupun diluar masyarakat. Hal ini dapat dilakukan secara efektif,
jika pekerja sosial masyarakat itu mampu menyampaikan suatu bahasan secara
jelas, lancar dan menarik. Presentasi kepada publik perlu didukung oleh
kemampuan untuk menggunakan alat bantu audio visual.
j. Bekerja dengan media massa.
Terdapat
berbagai keterampilan
penting yang berkaitan dengan pemanfaatan media massa ini. Hal ini meliputi
pengetahuan tentang trik-trik untuk menghadapi suatu interview atau menghadapi
pertanyaan-pertanyaan yang sulit, mengetahui bagaimana menyampaikan pesan dalam
suatu interview, mampu membuat tulisan-tulisan yang akan disampaikan kepada
media massa. Prinsip utama dalam membuat tulisan untuk mengisi media massa
adalah dengan membuat tulisan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan secara
langsung oleh wartawan. Gaya tulisan dalam surat kabar seringkali sangat
berbeda dengan tulisan ilmiah. Sehingga diperlukan nasehat dari orang-orang
yang memiliki ketrampilan membuat tulisan-tulisan dalam media massa seperti
itu.
k. Manajemen dan organisasi.
Banyak
pekerjaan-pekerjaan pengembangan masyarakat yang berhasil berkat adanya
organisasi dan manajemen yang efektif. Mungkin lebih dari berbagai aktivitas
lain, manajemen dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting yang perlu
dilakukan orang-orang yang sangat profesional.
Pekerja
sosial masyarakat tidaklah diharapkan menjadi seorang manajer, melainkan
membantu masyarakat untuk mengatur urusan-urusannya sendiri, bukannya
menyerahkan tugas-tugas tersebut kepada seorang manajer profesional. Ketrampilan sederhana yang diperlukan oleh
pekerja sosial adalah melakukan sesuatu secara terorganisir. Istilah efisien
dan organisasi ini dipahami oleh terminologi.
l. Penelitian.
Tugas-tugas
yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial membutuhkan ketrampilan dalam bidang
penelitian dasar, penelitian ini bukanlah suatu penelitian yang sangat
kompleks, melainkan pengumpulan dan analisis data dasar yang relevan secara
sistematis. Hal ini meliputi kemampuan dalam memanfaatkan data sensus ,
catatan-catatan pemerintah lokal, merancang dan melaksanakan survey kebutuhan,
melakukan evaluasi dan sebagainya. Para pekerja sosial yang tidak memiliki
latar belakang penelitian perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan penelitian
sesuai dengan kebutuhan praktek. Selain itu pekerja sosial juga memperoleh
ketrampilan penelitian ini dengan membaca berbagai buku atau makalah-makalah
yang relevan.
2.6
Teknik-Teknik Dalam COCD
Penerapan
model/pendekatan/metode pengembangan masyarakat perlu menerapkan taktik/teknik
yang tepat. Hal penting yang juga menjadi perhatian adalah bahwa
setiap upaya perubahan dalam masyarakat, selalu berkaitan dengan persoalan
alokasi sumber yang bersifat terbatas. Terdapat 4 aspek utama
yang disarankan Brager
dalam pemilihan taktik pemberian pelayanan, yaitu:
•
Taktik yang akan diterapkan
harus terencana dengan baik
•
Taktik yang dipilih
digunakan untuk menghasilkan respon-respon spesifik
•
Pemilihan taktik
dilakukan dengan melibatkan interaksi dengan orang lain
•
Pemilihan taktik
harus berorientasi pada tujuan (goal oriented).
Brager (1987) dan
Holloway (1978) membagi 3 jenis
teknik (taktik) dalam pengembangan masyarakat:
1. Kolaborasi (kerjasama)
Kolaborasi dilakukan apabila sistem sasaran setuju (mudah
teryakinkan untuk sepakat) dengan sistem kegiatan mengenai perlunya perubahan dan
dukungan alokasi sumber. Ada dua jenis teknik kolaborasi, yaitu:
a.
Implementasi
Digunakan manakala sistem kegiatan dan sistem sasaran
bekerja sama dengan kesepakatan
akan perubahan yang diinginkan serta adanya dukungan pengambil keputusan akan alokasi dana yang
dibutuhkan.
b.
Membangun kapasitas
(capacity building) yang dilakukan melalui :
-
Partisipasi,
mengacu pada kegiatan-kegiatan yang berupaya untuk melibatkan anggota sistem klien
dalam usaha perubahan.
2. Kampanye (penyuluhan sosial)
Teknik ini diperlukan untuk dilakukan
apabila sistem sasaran tidak menolak untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi
konsensus akan perlunya perubahan belum tercapai, atau sistem sasaran mendukung
perubahan tetapi tidak ada alokasi sumber untuk perubahan tersebut.
1.
Teknik Edukasi
Sistem perubahan
berinteraksi dengan sistem sasaran dengan menyajikan berbagai persepsi, sikap,
opini, data dan informasi mengenai perubahan yang diinginkan, dengan tujuan
untuk meyakinkan sistem sasaran mengubah cara berpikir atau bertindaknya, yang
selama ini dianggap kurang sejalan dengan perubahan yang diperlukan.
2. Teknik Persuasi
Mengacu pada seni
untuk meyakinkan orang lain agar menerima dan mendukung pandangan-pandangannya
atau persepsinya mengenai suatu isu:
-
Kooptasi (cooptation)
Meminimalkan
kemungkinan terjadinya oposisi dengan cara menyerap atau melibatkan
anggota-anggota sistem sasaran ke dalam sistem kegiatan. Pelibatan anggota
kelompok sasaran secara individual disebut “informal cooptation”, sedangkan
melibatkan sistem sasaran secara kelompok disebut ‘formal cooptation”.
-
Lobi (Lobbying)
Lobi
adalah bentuk persuasi yang mengarah pada perubahan kebijakan di bawah jelajah
sistem pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para elit yang menjadi kunci dalam
perumusan kebijakan.
-Penggunaan Media Massa
Mengembangkan
dan menayangkan cerita-cerita yang bernuansa berita ke dalam media-media
elektronik maupun cetak dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat umum. Teknik
ini digunakan untuk mendesak para pengambil keputusan untuk menyepakati
cara-cara pemecahan masalah yang telah teridentifikasi.
3.
Kontes
Kontes dilakukan apabila sistem sasaran
tidak setuju dengan perubahan dan atau alokasi sumber dan masih terbuka bagi
terjadinya komunikasi mengenai ketidaksepakatan ini. Kegiatan yang termasuk
kategori teknik ini, adalah:
a.
Tawar menawar (bargaining)
dan negosiasi
b.
Aksi masyarakat (social
action)
2.7
Peranan Pekerja Sosial Masyarakat
1. Peranan Fasilitatif
Peranan-peranan
yang dikelompokan sebagai peran fasilitatif adalah peranan yang berkaitan
dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat.
a.
Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang
penting dalam praktek pekerjaan sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk
mengilhami, menyemangati, mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi
orang lain untuk tindak.
b.
Mediasi dan Negosiasi
Pekerja sosial masyarakat akan sering berhadapan
dengan konflik-konflik ini, seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang
berperan sebagai mediator.
c.
Dukungan ( support )
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang
sangat penting adalah untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang
dilibatkan dalam struktur dan aktivitas masyarakat.
d.
Membangaun Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari
peranan mediasi yang dibahas sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan
umum/bersama, mengidentifikasi alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat
untuk mengarah pada kesepakatan yang dapat diterima oleh orang lain.
e.
Fasilitasi Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial
masyarakat akan memainkan peranan fasilitas dengan suatu kelompok, apakah secara
formal sebagai seorang pemimpin, atau secara informal sebagai anggota kelompok
yang mampu membantu kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
f.
Pemanfaatan
Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah
untuk mengidentifikasi dan menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu
masyarakat untuk melihat bagaimana sumber-sumber itu dapat digunakan.
g.
Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang
“membuat sesuatu terjadi”. Peranan ini memerlukan peranan berfikir apa yang
perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa hal itu terjadi.
2.
Peranan edukasional
Kategori
kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat adalah peranan edukasional. Jika
pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat dalam menstimulasi dan mendukung
proses-proses masyarakat, maka peranan edukasional menuntut pekerja lebih aktif
dalam setting agenda. Peranan seorang pekerja sosial masyarakat terdiri atas:
a.
Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan
pribadi dengan politik, atau individu
dengan struktural.
b.
Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan
kepada orang/masyarakat
dapat menjadi peranan yang sangat bermanfaat
bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
c.
Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan
hal yang besar dan bahwa kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya,
maka pekerja sosial masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan
konsekuensi-konsekuensi tindakannya.
d.
Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat
khusus, peranan ini secara sederhanan menyangkut mengajar orang-orang atau
masyarakat bagaimana melakukan sesuatu.
3.
Peranan
representasi
Istilah
peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan pekerja sosial masyarakat
dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar, demi kepentingan atau
keuntungan masyarakat. Peranan-peranan ini antara lain:
a.
Memperoleh Sistem
Sumber
Disatu sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha
memanfaatkan sumber-sumber yang mungkin
diperoleh dari dalam masyarakat, namun ada waktunya bila seorang
pekerja sosial masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
b.
Advokasi
Disini pekerja sosial masyarakat mewakili
kepentingan individu, kelompok dan masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka
pada urusan yang lebih baik. Peranan advokasi merupakan peranan yang sangat
berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja sosial masyarakat mudah berada/masuk
dalam posisi yang berwenang.
c.
Media Massa
Pekerja sosial masyarakat dalam beberapa hal perlu
menggunakan media secara efektif. Peranan ini menyangkut kemampuan pekerja
sosial masyarakat dalam penerbitan, melakukan interview di radio, televise atau
media cetak atau partisipasi dalam suatu debat atau forum.
d.
Hubungan Masyarakat
Pekerja sosial masyarakat perlu menyadari tentang
image yang perlu diproyeksikan oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan
image/gagasan yang tepat dalam konteks yang lebih luas.
e.
Jaringan Kerja
Jaringan kerja berarti membangun hubungan dengan
banyak orang, dan mampu memanfaatkan mereka untuk mempengaruhi perubahan.
f.
Berbagai Pengetahuan
dan Pengalaman
Pekerja sosial perlu saling membagi pengalaman
dengan orang lain, baik dengan sesame pekerja sosial masyarakat maupun dengan
anggota masyarakat.
4.
Peranan teknikal
a.
Pengumpulan dan analisa
data
Peranan ini berkaitan dengan peranan pekerja sosial
masyarakat dalam penelitian sosial. Menggunakan berbagai metode penelitian
ilmu-ilmu sosial untuk mengumpulkan data yang relevan dan untuk menganalisa dan
menyajikannya.
b.
Penggunaan Komputer
Sangatlah penting bagi pekerja sosial masyarakat
untuk mampu menggunakan computer, selain itu penggunaan computer dapat menjadi
bagian dari strategi pengembangan masyarakat untuk membantu anggota masyarakat
lainnya dalam memperoleh keterampilan computer.
c.
Persentasi Lisan dan
Tulisan
Pekerja Pekerja sosial masyarakat pasti membuat
tulisan-tulisan, tulisan-tulisan ini mencakup laporan tertulis, pengeluaran
dana, laporan-laporan pertemuan, kertas diskusi dan surat-surat.
d.
Manajemen
Peranan manajemen menjadi penting pada saat
pertanggung jawaban pengelolaan proyek. Pada level masyarakat, konsep-konsep
seperti manajemen menengah tidak diterapkan secara normal.
e.
Kontrol Finansial
Peranan teknis yang terakhir adalah manajemen
keuangan. Dalam bidang ini, biasanya pekerja sosial masyarakat memiliki latar
belakang atau pengalaman sedikit dalam hal ini, dan mungkin akan lebih baik
bila ia mencari asisten yaitu orang yang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Asumsi dasar pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat adalah sebagai sebuah adalah
suatu proses untuk membantu masyarakat agar dapat menggali dan menggerakkan
sumber- sumber yang ada untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan. Tujuan utama metode pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi
sosial.
Sebagai sebuah metode dalam
profesi pertolongan, Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dfidasarkan
pada kerangka pekerjaan sosial. Ada prinsip-prinsip, model-model pendekatan, teknik-teknik
dalam praktek dan keterampilan-keterampilan dasar yang harus diperhatikan serta
adanya peranan pekerjaan sosial dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
Sebagaimana prinsip pekerjaan
sosial “ to helf people to help themself ” yang berati pekerjaan sosial
membantu masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri. Maka metode COCD
membantu masyarakat agar mampu secara mandiri untuk memobilisir dan mendayagunakan
sumber-sumber yang ada secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner
dan Steven L. McMurtry.2004.Social Work Macro Practice (third
edition).Boston:Allyn and Bacon.
Suharto,edi. 1997. Membangun
Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Sekolah tinggi kesejahteraan sosial
bandung. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar